TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

[CERPEN] Simfoni untukmu

saat ini aku juga harus sangat ikhlas melepas dirimu wahai simfoniku......

www.violineartrainer.com

 

SIMFONI UNTUK MU

 yang kutau cinta itu indah, bukan menyiksa hingga mendukakan rasa

      Aku tak tau akan rasa yang seharusnya hilang, kenapa semakin muncul dipermukaan rasa? Bisakah aku berbicara sedikit bahwa aku sudah lelah tetap untuk perasaan dan simfoni yang sama, dan bukankah kau sudah bahagia tanpaku? Hingga tak bisa ku hitung senyuman diwajahmu ketika kau tanpa ku, sedang aku masih saja tertatih mencari bahagiaku sendiri. Tahukah kau betapa malangnya aku? Yang tak sadar sedang berjuang sendiri? Atau ingat kah kau saat kata cinta terucap dari bibir puitis mu?

   Dengan polos aku percaya dan berharap aku pantas mendapatkan bahagia darimu

     Aku masih saja melantunkan simfoni indah untukmu, aku tak sadar bahwa simfoni cintaku ini sudah membawaku kepada sepinya hati. Pada awalnya aku memang sudah sadar bahwa nada cinta yang ku tuangkan dalam simfoni ini akan sangat menyakitiku nantinya, tapi sungguh karna dalamnya cinta ini aku tetap yakin dan berharap bahwa aku akan bahagia untuk semua yang memang pantas ku dapat dan yang kupertahankan ini.

    senyum hangat yang dulu ada sudah mampu digantikan oleh senyum akar pahit kekecewaan. sesuatu yang manis memang akan slalu berujung pahit.

        Aku berjalan dilorong-lorong harapan yang semakin lama semakin dalam dan gelap, aku bahkan tak dapat melihat apapun bahkan senyum hangatmu yang pernah kumiliki pun sudah tak dapat lagi dapat menerangi lorong rasa dan harapan itu. Entah mengapa semakin dalam lorong rasa ku padamu, kau pun semakin ingin menjauh seakan ingin melihatku terjatuh dan semakin terjatuh. Kau tau aku sudah terjatuh didalam lubang penghianatan, hahahahaa...... kamu berhasil untuk itu..... aku ingin berkata selamat sambil bertepuk tangan kepedihan untukmu.

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Editor’s picks

senyuman adalah sandiwara yang hebat

      Ada beberapa simfoni yang telah kuubah yang kini bukan simfoni indah lagi tapi simfoni kebencian atas kebahagianmu bersama yang lain yang jelas bukan aku. Haahahhahaah.... harus berapa lama lagi aku bersandiwara?? Dinatas remuknya hati bahkan jiwaku.

hujan adalah kesempatan terbaik untuk ku menangis, ia menutupi deraian air mata

       Oh ia... kau tau? ada satu teman yang sangat baik ketika aku menangis? Hujan....Ya, kau tahu mengapa aku selalu tenang menangis ketika hujan datang? Karena ia tak ingin satu orang pun melihat air duka mataku, aku bahagia dia bahkan tau kesedihanku padahal kau sedang menikmati kebahagiaan semu mu, kau lebih dari kata kejam!

iklas??? tenang!!! aku akan iklas, bahagialah....... 

        Hmmm.. simfoniku kini adalah simfoni cinta yang hilang yang sudah direbut dan dimiliki bahkan dilantukan oleh yang mencintaimu kini. Aku tentu harus dewasa bukan? Aku tau setiap manusia layak untuk bahagia, jadi bahagialah, karena bahagiamu bukan denganku.

     Dulu aku sangat ikhlas mencintai bahkan menyayangi sosok dirimu dan sekarang aku juga harus dengan sangat ikhlas melepaskanmu wahai simfoni ku...... karna hatiku juga layak untuk bahagia........

 

Writer

Sharon Punia Gabriela Saragih

si introvert. penyuka ungu dan kamu...

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya