Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi pasangan anak sekolah (pexels.com/M1nh Art)

Di sebuah sekolah menengah pertama yang terletak di pinggir kota, hiduplah seorang gadis bernama Hera. Hera adalah siswi yang pendiam, namun dia memiliki imajinasi yang kaya. Setiap hari, dia selalu mencuri pandang kepada Erik. Erik adalah teman sekelasnya yang menjadi pusat perhatian banyak orang. Erik cowok populer di sekolah, yang memiliki wajah tampan dan selalu dikelilingi  cewek-cewek dikelasnya. 

Suatu hari, ketika pelajaran seni menggambar Bu Guru meminta setiap siswa untuk menggambar orang yang mereka kagumi. Dengan ragu, Hera mulai menggambar Erik di atas kertas. Tangannya bergerak lincah, menciptakan wajah Erik yang menawan dan senyumannya yang manis. Saat waktu menggambar habis, Bu guru meminta satu per satu siswa untuk mempresentasikan karyanya.

Ketika giliran Hera tiba, jantungnya berdebar-debar. Dengan ragu, dia menunjukan gambarnya yang ia buat. Beberapa teman sekelasnya terdiam, dan tiba-tiba Erik berkata “Wah, ini aku ya! Keren banget, kamu Hera!” Senyuman Erik membuat Hera salting dan pipi nya memerah. Momen itu berkesan baginya, seolah dunia hanya milik mereka berdua.

Sejak hari itu, Erik diam-diam mulai memperhatikan Hera. Dia menghampiri gadis itu dan sering mengajaknya berbicara. Mereka berbagi tawa dalam obrolan santai di kantin, dan Hera merasakan sesuatu yang baru dalam hatinya. Cinta pertama yang ia rasakan bersama Erik, meski hanya berupa benih cinta itu mulai tumbuh di antara mereka.

Namun, di antara kebahagiaan itu, ada satu hal yang menghantui Hera. Dia mendengar desas-desus bahwa Erik menyukai Chika, gadis populer di sekolah. Chika selalu dikelilingi banyak teman dan punya banyak penggemar. Setelah mendengar kabar itu, hati Hera terasa berat. Dia merasa tak ada artinya dibandingkan dengan Chika.

Hera memutuskan untuk menjauhkan diri dari Erik, berharap perasaannya pada laki-laki itu bisa memudar. Dia lebih banyak menghabiskan waktu dengan teman-teman yang lain. Namun, Erik tak tinggal diam. Dia mencari Hera dan mengajaknya berbicara di taman sekolah. "Hera, kenapa kamu menghindar? Aku merasa ada yang berbeda antara kita," tanyanya, tampak bingung.

Hera mencoba menahan air matanya. “Aku… aku hanya berpikir mungkin lebih baik kita tidak dekat. Kamu milik Chika…” Erik menggeleng. “Kamu salah, Hera. Aku menyukaimu, bukan Chika. Kamu adalah orang pertama yang selalu bisa membuatku tersenyum.”

Kata-kata Erik seperti menghapus semua keraguan dalam diri Hera. Mereka akhirnya jujur satu sama lain, mengungkapkan perasaan yang terpendam. Hari-hari berikutnya di SMP itu menjadi lebih berwarna. Mereka sering menghabiskan waktu bersama, bergurau, dan saling mendukung dalam belajar.

Namun, cinta di usia SMP memang tidak selalu berjalan mulus. Seiring berjalannya waktu, teman-teman mulai menggoda mereka. Bahkan, ada rumor yang beredar bahwa mereka berpacaran. Awalnya, mereka merasa canggung, tetapi seiring waktu, mereka belajar untuk menghargai perasaan satu sama lain dan tidak peduli pada omongan orang lain.

Akhir tahun ajaran pun tiba. Mereka menyiapkan kartu perpisahan untuk satu sama lain. Dalam kartu itu, Hera menuliskan, "Meskipun kita harus berpisah menuju sekolah yang berbeda, ingatlah bahwa kamu adalah cinta pertamaku, dan aku akan selalu menyayangimu." 

Erik membalas dengan kata-kata manis, “Aku akan selalu mengenang saat-saat kita bersama. Ini bukan akhir, tapi awal dari pengalaman baru.”

Ketika bel sekolah berbunyi di hari terakhir, Hera merasa campur aduk. Dia berlari dan menemukan Erik di halaman sekolah. Mereka berpelukan, berjanji untuk tetap berhubungan. Saat mereka berpisah, Hera tahu bahwa cinta di SMP adalah pengalaman yang tak terlupakan sebuah kenangan indah yang akan terukir selamanya dalam hati mereka. 

Cinta pertama tidak selalu bertahan selamanya, tetapi cinta itu mengajarkan mereka tentang persahabatan, keberanian, dan mencari kebahagiaan dalam hal-hal kecil. Dan di situlah, benih-benih cinta yang tulus tumbuh dalam diri masing-masing menjadi kenangan terindah di masa remaja mereka.

 

 

Semarang, 26 Maret 2020

~My beloved man

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team