Inilah lautku, dia sedang sangat riuh. Aku mencintainya, tapi tidak semua hal yang ada di dalamnya aku sukai. Aku mengagumi ikan-ikan di dalamnya, tapi tidak semua ikannya aku sukai. Sebab, beberapa ikan besar meremehkan ikan kecil. Sebab, beberapa ikan besar memakan ikan kecil. Yang besar semakin senang, yang kecil sulit tenang. Yang besar semakin merasa nyaman, yang kecil kehilangan tempat aman.
Apalagi ketika penjajah laut datang. Menyebar jala untuk menangkap ikan-ikan yang menghalangi jalan. Menumpahkan sampah-sampah yang mencemari tempat tinggal para ikan. Menaburkan racun-racun lembut yang tanpa sadar merugikan banyak ikan.
Miris, jika ku lihat dari jauh, tapi itulah ekosistem lautku. Itulah alasanku mencintai, tapi tidak semua hal yang ada di dalamnya aku sukai. Bukan, ini bukan karena perbedaan, bukan pula karena kebencian. Justru, ini adalah bentuk rasa cinta kepada cinta dan rasa benci kepada benci.
Tenang, aku tidak ingin menjelek-jelekkan lautku. Dia sangat indah, sebagaimana mestinya. Hanya saja sedikit keruh, riuh, dan tercemar. Tenang, ini hanya perlu diatasi dengan menghentikan yang mencemari. Tenang, ini hanya perlu diperbaiki sedikit dengan perjuangan melawan yang
Tidak, aku tidak menyalahkan siapa-siapa, tidak pula menghakimi siapa-siapa. Sebab, ini tugas siapapun yang masih punya rasa cinta. Semoga lautku baik-baik saja selama-lamanya, demi kebahagiaan semuanya.
Sekali lagi, inilah lautku dan sebenarnya, aku akan selalu mencintainya.