[CERPEN] Lukisan Mawar Merah

Suara ketukan pintu terdengar memecah keheningan. Jam menunjukkan pukul satu post meridiem. Tidak ada aktivitas apa pun di luar rumah di tengah sinar matahari yang memancar terik. Bukankah waktu yang baik untuk tidur siang?
Barangkali itulah alasan mengapa suasana terasa sunyi. Namun, tidak bagi Maryam. Pukul satu post meridiem, perempuan itu baru saja hendak memasak. Menyiapkan bahan-bahan yang ia beli pagi tadi di toko swalayan. Baru saja hendak memotong daun bawang, sebelum ketukan pintu terdengar.
Maryam berjalan ke arah pintu, membukanya, dan mendapati sosok pemuda berdiri di hadapannya dengan sebuah paper bag berwarna pastel. Warna favoritnya.
“Alif." Perempuan itu menatap laki-laki di hadapannya dengan sangsi. Bukan karena ia tidak menduga bahwa Alif yang datang berkunjung, tetapi karena wajah pemuda itu, wajah yang terlihat begitu pucat pasi. “Silakan masuk.” Maryam buru-buru berucap sembari membuka pintu lebih lebar dan membiarkannya.