[CERPEN] Malaikat di Stasiun Kereta

Aku sedang berada di stasiun kereta api, dimana hari ini aku berencana untuk pulang. Aku duduk sambil menunggu keretaku yang datang sekitar 10 menit lagi. Tiba-tiba datang seorang lelaki tua duduk di sebelahku. Dia tersenyum kepadaku dan mengajak untuk mengobrol. Lelaki tua ini sangatlah ramah, murah senyum, dan terlihat sangat tulus.
Lelaki tua ini penuh semangat, tidak seperti anak muda akhir-akhir ini yang selalu merasa dirinya tidak memiliki harapan. Aku terpesona dengan semangat dari lelaki tua ini. Dia mengeluarkan handphone-nya lalu menunjukanku foto cucunya, anak perempuan yang terlihat manis dan imut. Senyum lebar dari lelaki tua itu menunjukan betapa bangganya dia dengan semua yang dia punya.
Lelaki tua itu menceritakan banyak hal kepadaku, mengajarkanku arti dari kehidupan. Aku diingatkan untuk tidak menyia-nyiakan hidup, dan mencoba menikmati waktuku di tengah masalah yang terjadi. Tanpa kusadari, air mataku menetes. Sekejap saja, lelaki tua itu menghilang saat aku menangis. Stasiun itu sangat kosong, mustahil ada orang yang pergi tanpa terlihat.
Satu menit lagi keretaku datang. Entah kenapa aku tidak ingin pulang. Aku merobek surat yang kutulis tadi pagi dan segera pergi dari stasiun itu. Aku masih ingin hidup.