Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
[CERPEN] Mbah Karto

Unsplash/Huy Phan
“Kopi hitam dua mbah!” Kataku sambil mengacungkan dua jari membentuk huruf V.
Si penjaga warung mengangguk dan bergegas mengambil cangkir dan lepek, kemudian meracik kopi dan gula.
“Lama ndak kesini, Nak Adi?” Tanya mbah Karto usai menyerahkan kopi yang asapnya mengepul dari cangkir.
“Iya mbah, lagi banyak kerjaan,” jawabku sekenanya.
Editorial Team
EditorEka Madyasta
Follow Us