[CERPEN] Titik Tersunyi

Pagi itu, aku terbangun oleh lembut kain kelambu yang diantar semilir angin, hingga menyentuh kulitku. Rumah ini dikelilingi empang, dan beberapa meter di belakangnya adalah laut, wajar saja jika angin siang malam bergemuruh, menyerbu masuk melalui sela-sela dinding kayu.
Aku selalu bangun kala matahari telah tinggi, tentu karena ini aku tak pernah lagi shalat subuh. Tak ada yang mengingatkanku shalat, padahal aku selalu lupa waktu shalat. Mataku menyusuri sudut ruang kamar, tempatku tidur malam itu. Ini adalah salah satu kamar di rumah Harisa, saudariku.
Mengapa aku tidur di rumah Harisa malam tadi? Bukannya aku punya rumah karena masing-masing kami telah berkeluarga? Lalu mengapa aku sendirian di sini, ke mana suami dan anak-anakku?
Aku tak sabar ingin menanyakan ini pada Harisa, aku takut terjadi sesuatu dengan anak-anakku. Aku bangun dari kasur lantai itu, namun hal yang terjadi sungguh mengejutkanku, kaki-kakiku! Mereka kaku, sulit untuk kugerakkan. Bahkan untuk kugunakan berdiri saja, tak mampu. Apa yang terjadi padaku?