3 Faktor Sukses RF Kuang, Penulis Muda Prodigy di Balik Novel Babel

Intinya sih...
- RF Kuang, penulis muda sukses, masuk dalam daftar Forbes 30 Under 30 edisi 2024.
- Kuang menonjol dengan konsistensi mengangkat tema sosial politik dalam novel-novelnya.
- Kesuksesan Kuang didukung latar belakang pendidikan yang kuat dan pengalaman pribadi yang memengaruhi karyanya.
Pernah iseng menilik daftar Forbes 30 Under 30? Kalau ya, nama penulis laris Rebecca Kuang, atau yang dikenal dengan nama pena RF Kuang, akhirnya muncul pada edisi 2024. Bukan sembarangan, Kuang memang salah satu penulis berbakat yang novel-novelnya tak pernah gagal di pasaran.
Sudah merilis lima novel sejauh ini, Kuang bisa disandingkan dengan Sally Rooney yang juga mendulang sukses pada usia relatif muda. Sama dengan Rooney, Kuang punya pola yang konsisten saat berkarya. Kalau Rooney setia mengangkat tema modern relationship, Kuang gemar menyertakan unsur sosial politik dalam tulisan-tulisannya.
Tentu, ia bukan satu-satunya penulis yang mengambil jalan ini. Namun, bagaimana RF Kuang merengkuh karier gemilang pada usia 28 tahun? Apa faktor suksesnya?
1. Isu sosial politik yang ditelisiknya masih relevan dengan situasi dunia saat ini
Salah satu kekuatan dari buku RF Kuang adalah komentar sosial politiknya. The Poppy War, novel debutnya yang rilis dalam format trilogi, memang berlatarkan China kuno. Namun, sebenarnya ia mengadaptasi berbagai peristiwa historis yang pernah terjadi di negara itu pada 1800—1900-an, mulai dari Perang Candu, okupasi Jepang, dan Perang Saudara Tiongkok. Babel pun mengangkat satu isu yang masih berhubungan dengan China, tepatnya penjajahan Inggris. Meski dikemasnya dalam format fantasi epik, banyak relevansi yang terbaca jelas.
Buku-bukunya benar-benar mengingatkan kita pada isu-isu yang mirisnya sampai sekarang masih terjadi, seperti peperangan, genosida, dan kolonisasi. Tak lupa, ia menyertakan dampak struktural dan trauma antargenerasi yang timbul akibat fenomena itu. Kuang bak corong suara untuk orang-orang yang teropresi dan yang punya kepedulian terhadap kebenaran, kemanusiaan, serta keadilan. Caranya dengan menciptakan representasi yang akurat dan kritik yang tepat.
2. Konsisten mengadaptasi kultur dan identitas Asia
Sebagai seorang keturunan China yang pindah ke Amerika Serikat, RF Kuang pasti punya pengalaman langsung berhubungan dengan stigma, stereotip, dan rasisme. Ini yang membuat keputusannya mengadopsi kultur dan identitas Asia untuk bukunya terasa natural saja. Selain dua buku sebelumnya, pembahasan soal ras bisa kamu baca jelas dalam novel terbarunya yang berjudul Yellowface.
Dalam buku itu, ia menggunakan perspektif penulis kulit putih yang mencuri naskah rekan sejawatnya. Masalahnya, sang rekan adalah penulis berlatar belakang Asia. Naskah tersebut pun menggunakan banyak referensi kultur dan sejarah Asia yang tak ia kuasai. Saat naskah itu terbit jadi novel laris, sang penulis mengalami berbagai masalah dan krisis berkaitan dengan keautentikan tulisan itu. Provokatif dan kaya komentar sosial, novelnya disambut baik banyak pihak. Ini pertama kalinya Kuang melipir dari fiksi sejarah yang jadi spesialisasinya selama beberapa tahun terakhir.
3. Kualitas diksi dan kompleksitas plotnya top-notch
Bukan penulis sembarangan, kualitas kepenulisan RF Kuang ditempa betul di bangku kuliah. Ia punya gelar Sarjana Sejarah Internasional dari Georgetown University dan berhasil dapat beasiswa prestisius Marshall yang memungkinkannya berkuliah di kampus terbaik Inggris. Ia punya dua gelar master, yakni Chinese Studies dari Universitas Cambridge dan Contemporary Chinese Studies dari Universitas Oxford. Saat ini, Kuang sedang menempuh pendidikan S-3 Sastra Asia Timur di Universitas Yale.
Dengan latar pendidikan sekuat itu, tak heran kalau kualitas diksi dan kompleksitas plot buatannya di atas rata-rata. Tulisannya detail, mengalir dengan indah, dan punya basis logika yang kuat. RF Kuang memang anugerah buat para penikmat sastra. Tak pelak, ia bisa meraih hampir segalanya pada usia muda dan layak dapat gelar prodigy di bidang sastra.
Kesuksesan RF Kuang memang bikin mupeng banyak orang. Namun, tentu ini didukung pula dengan ketekunan dan konsistensinya dalam belajar sehingga wawasannya makin kaya. Tanpa itu, mana bisa ia jadi orang yang sepeka dan sekreatif itu.