ilustrasi proses pembuatan tepung gaplek secara tradisional (commons.wikimedia.org/Tomas_Armando_Moz)
Sebagian masyarakat Indonesia sudah familier dengan tepung gaplek karena menjadi bahan dasar beberapa jenis jajanan tradisional. Tepung gaplek dibuat menggunakan teknik chipping. Proses tersebut membuat singkong lebih cepat kering.
Dalam teknik chipping, singkong yang telah dikupas kemudian dipotong-potong kecil (chips). Tanpa perlu dicuci, langsung dijemur di bawah sinar matahari sekitar 7-10 hari. Singkong yang telah kering atau disebut gaplek akan berwarna kecokelatan.
Proses selanjutnya adalah perendaman gaplek selama 2 hari 2 malam, airnya perlu diganti setiap 24 jam. Setelah direndam, gaplek akan ditiriskan dan dijemur kembali sekitar 3–4 hari. Kemudian, dicacah lagi lebih kecil dan dijemur kembali selama 1 hari hingga tahap akhir digiling menjadi tepung. Prosesnya panjang, ya!
Proses tersebut membuat tepung gaplek berwarna kecokelatan dan teksturnya agak kasar. Tepung gaplek yang tidak melalui proses fermentasi, aromanya agak tengik dan rasanya sedikit pahit. Meski tampak kurang menarik, tetapi dapat diolah menjadi hidangan lezat seperti tiwul, gatot, mie lethek, bubur candil, hingga bolu.
Ternyata singkong dapat diolah menjadi aneka jenis tepung bebas gluten yang lebih sehat. Pantas saja kegunaannya pun bervariasi dan menjadi penjadi bahan pengganti terigu. Kalau kamu, sering menggunakan yang mana?