ilustrasi membuat ramen (commons.wikimedia.org/Diego Delso)
Meskipun ramen disajikan dengan cepat setelah kamu duduk di restoran, proses pembuatan kuah dan persiapan topping-nya seringkali melibatkan waktu yang cukup lama dan perhatian yang detail.
Sebagian besar kuah ramen, terutama yang berasal dari kaldu tulang seperti tonkotsu, miso, atau shoyu, dimasak dalam periode waktu yang panjang, kadang-kadang bahkan berjam-jam lamanya. Contohnya, kuah tonkotsu yang kaya dan kental biasanya dimasak selama lebih dari 12 jam dengan api yang rendah sehingga memungkinkan kolagen dan lemak dari tulang babi untuk larut sepenuhnya, menciptakan rasa yang mendalam dan tekstur yang khas.
Selain itu, persiapan topping seperti chashu (potongan daging babi panggang) dan ajitama (telur setengah matang) juga melibatkan proses yang rumit dan memakan waktu.
Chashu biasanya dimasak dalam bumbu khusus dan dipanggang atau dipanggang sebelum dipotong menjadi potongan tipis yang empuk dan penuh rasa. Sementara itu, telur ajitama dimasak dalam larutan yang mengandung kecap manis, mirin, dan sake selama beberapa jam, menciptakan lapisan rasa yang dalam dan tekstur yang lembut.
Meskipun proses persiapan ini memakan waktu, restoran ramen kebanyakan mampu menghadirkan hidangan dengan cepat dan efisien setelah kamu duduk sehingga kamu bisa menikmati ramen segar dan lezat dalam waktu singkat setelah memesannya.
Makan ramen untuk pertama kalinya adalah pengalaman yang tak terlupakan. Selain menghadapi culture shock yang mungkin terjadi, kamu juga telah memperoleh wawasan baru tentang budaya dan kuliner Jepang.
Meskipun mungkin ada beberapa culture shock yang kamu rasakan saat pertama kali makan ramen, jangan ragu untuk terus mencobanya dan temukan rasa ramen favoritmu. Siapa tahu kamu akan menjadi penggemar ramen dan ingin mencicipinya di berbagai restoran ramen di Indonesia atau bahkan di Jepang!