sweetbreads (commons.wikimedia.org/H. Alexander Talbot)
Nama “sweetbreads” terdengar seperti dessert, padahal justru merupakan hidangan gurih berbahan organ dalam hewan muda, terutama kelenjar timus atau pankreas dari sapi dan domba. Di dapur klasik Eropa, bagian ini diolah dengan cara direbus, dibumbui, lalu digoreng hingga renyah di luar dan lembut di dalam. Rasa manis alami dari jaringan lemaknya membuatnya dinamakan “sweet”, sementara “bread” merujuk pada teksturnya yang padat, bukan roti.
Meski terdengar ekstrem, sweetbreads punya tempat istimewa di dunia fine dining. Banyak chef mengolahnya dengan saus anggur putih atau truffle butter untuk menghadirkan cita rasa kompleks dan elegan. Makanan ini menunjukkan bagaimana persepsi terhadap bahan makanan bisa berubah berdasarkan budaya dan tradisi memasak. Jadi, ketika mendengar nama “sweetbreads”, jangan langsung berpikir tentang kue manis karena yang tersaji di piring adalah karya seni kuliner dengan cita rasa mendalam.
Makanan dunia memang penuh kejutan nama yang terdengar sederhana kadang menyimpan sejarah panjang dan teknik masak yang rumit. Kesalahpahaman soal nama justru memperlihatkan betapa luasnya ragam kuliner di dunia dan bagaimana budaya bisa memengaruhi cara kita memandang makanan. Setelah tahu maknanya, apakah kamu masih berani menebak isi suatu hidangan hanya dari namanya?