ilustrasi tong fermentasi (pexels.com/Quang Nguyen Vinh)
Secara tradisional kecap ikan dibuat dengan memfermentasi campuran ikan teri dengan garam. Agar mendapatkan rasa dan aroma yang legit, ikan yang digunakan adalah ikan segar. Baiknya, ikan segar dari nelayan dibersihkan kemudian dikeringkan lalu dicampur dengan garam.
Perbandingan antara ikan teri dan garam laut adalah 2--3 bagian ikan teri untuk 1 bagian garam. Ikan teri kemudian dimasukkan ke dalam tong gerabah besar, yang bagian bawah dilapisi dengan garam dan bagian atasnya pun diberi lapisan garam.
Tong berisi campuran ikan dan garam pun ditutup dan dibiarkan di tempat yang terkena sinar matahari selama sembilan bulan sampai satu tahun. Dari sinilah proses fermentasi ikan terjadi. Secara berkala, tutup tong akan dibuka untuk mengeluarkan udara dan agar terkena sinar matahari agar dapat membantu 'mencerna' ikan menjadi cairan. Proses yang tepat dapat menciptakan kecap ikan dengan aroma harum, berwarna cokelat kemerahan yang cantik, dan tentunya berkualitas.
Setelah masa fermentasi selesai, cairan ikan ini dikeluarkan dari tong kemudian disaring, untuk memisahkan cairan dengan sendimennya. Cairan ini kemudian ditempatkan di stoples lain lalu diangin-anginkan selama beberapa minggu untuk menghilangkan bau amis dari cairan tersebut. Setelah itu, kecap ikan siap ditempatkan di botol. Hasil dari proses ini adalah kecap ikan yang 100 persen asli.