TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

6 Kudapan Tradisional Kamboja Berbahan Ketan, Menggugah Selera!

Cocok nih dengan lidah orang Indonesia

ilustrasi nom plae ai (twitter.com/MuseoCulturas)

Ketan kerap menjadi bahan dasar kuliner dengan beragam olahan di Asia Tenggara. Nyaris semua negara di Asia Tenggara memiliki jajanan tradisional berbahan ketan, termasuk Kamboja. Sebagian kudapan khas Kamboja bahkan mirip dengan jajanan khas Nusantara, lho.

Kamu mau membuat kudapan lezat berbahan ketan di rumah? Sebelum kamu membuatnya, berikut ini daftar kudapan tradisional Kamboja berbahan ketan. Yuk, simak ulasannya!

1. Num treap, ketan dengan taburan biji wijen

ilustrasi num treap (instagram.com/larzcookingadventurez)

Num treap adalah kudapan manis yang terkenal di Kamboja. Makanan penutup ini mirip dengan biko, kue beras ketan khas Filipina. Perbedaan keduanya mudah dilihat dari topping-nya. Num treap menggunakan biji wijen dan biko menggunakan karamel.

Sebelum memasak num treap, kamu perlu merendam beras ketan sekitar 6 jam atau lebih. Sedangkan untuk biji wijen, perlu disangrai terlebih dahulu.

Kamu bisa menyajikannya seperti wajik atau pulut manis khas Nusantara, hanya saja dengan topping biji wijen.

2. Num kom, mirip mendut khas Nusantara

ilustrasi num kom (instagram.com/natacha_offwego)

Num kom merupakan olahan beras ketan dengan isian kelapa dan gula aren, kemudian dibungkus dengan daun pisang. Kudapan satu ini mirip dengan mendut khas Nusantara. Sedikit berbeda, isian num kom berupa parutan kelapa dengan pemanis gula aren dan tambahan biji wijen.

Kudapan satu ini berperan penting dalam Pchum Ben, festival untuk leluhur yang dirayakan selama 15 hari. Selama itu, orang Kamboja akan berdoa dan memberikan persembahan kepada para biksu di kuil untuk menghormati mendiang leluhurnya. Terkait pula dengan kepercayaan bahwa arwah orang yang meninggal akan bereinkarnasi.

Baca Juga: 5 Pantai Tersembunyi di Kamboja, Pemandangan Menghipnotis Mata

3. Kralan, camilan gurih yang dimasak menggunakan bambu

ilustrasi kralan (instagram.com/voyagevixen)

Selain diolah menjadi kudapan manis, beras ketan yang diolah menjadi kralan ini bercita rasa gurih. Sekilas mirip dengan nasi lemang yang menjadi hidangan khas Melayu, cara memasaknya pun menggunakan bambu dan ditambahan bahan lain seperti kacang-kacangan dan sayuran.

Kralan gak hanya menjadi kudapan tradisional Kamboja, tapi juga beberapa negara di Asia Tenggara. Selain menjadi kudapan, kralan kerap diajikan saat Tahun Baru China dan Khmer.

Beberapa daerah yang terkenal dengan kralan, yakni Desa Thma Krae di Provinsi Kratie dan Desa Samrong Khnong di Provinsi Battambang.

4. Mango sticky rice, sedikit berbeda dari versi Thailand

ilustrasi mango sticky rice (instagram.com/isaandoha)

Mango sticky rice menjadi salah satu hidangan terkenal di Indochina, termasuk Kamboja dan Thailand. Meski memiliki nama internasional serupa, ternyata mango sticky rice meggunakan bahan tambahan yang sedikit berbeda di kedua negara. Di Kamboja menggunakan gula aren ketika memasak beras ketan.

Jika tidak ada beras ketan, kamu bisa menggantinya dengan beras melati -beras yang butirannya panjang dan beraroma, dikenal juga beras aromatik. Sedangkan gula aren, bisa diganti dengan gula merah.

Kamu juga bisa menambahkan irisan nangka, leci, kelengkeng, bahkan durian pada beras ketan.

5. Nom plae ai, bak klepon versi Kamboja

ilustrasi nom plae ai (instagram.com/kittytherestauranthunter)

Nom plae ai adalah kudapan mirip klepon atau biji ronde yang disajikan dengan parutan kelapa di atasnya. Isinya pun gula aren atau gula merah yang lumer di mulut saat digigit. Teksturnya lembut dan cita rasanya cocok banget dengan lidah orang Indonesia.

Bahan yang dibutuhkan dan cara memasaknya pun cukup sederhana. Nom plae ai berbahan dasar tepung ketan yang direbus setelah adonan diisi dengan gula dan dibentuk bulat. Kamu bisa memberikan tambahan pewarna makanan jika ingin memberikan warna lain.

Baca Juga: 5 Keunikan Pengkang, Ketan Panggang khas Pontianak yang Mirip Lemper

Verified Writer

Fatma Roisatin Nadhiroh

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya