TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Fakta Unik di Balik Sejarah Ketupat, Menu Wajib Hari Lebaran!

Ternyata ada banyak filosofi di balik lezatnya ketupat 

ilustrasi ketupat (instagram.com/hamizifresco)

Lebaran memang identik dengan aneka hidangan yang menyemarakkan meja makan. Salah satu sajian unik yang seolah menjadi menu wajib adalah ketupat atau yang biasa disebut dengan kupat. Olahan berbahan dasar beras yang dibungkus anyaman daun kelapa ini sering disajikan dengan opor, rendang, atau kuah bersantan.

Tapi tahukah kamu bahwa ternyata ketupat atau kupat ini bukan hanya sekadar hidangan, lho. Tapi di baliknya juga ada banyak filosofi yang lekat akan makna hidup.

Kira-kira apa sajakah filosofi dari ketupat? Yuk simak ulasannya di bawah ini!

1. Ketupat pertama kali diperkenalkan oleh Sunan Kalijaga 

ilustrasi ketupat (instagram.com/Masak_enakkkks)

Menikmati menu santap lebaran, rasanya ada yang kurang kalau belum menikmati ketupat. Makanan berbahan dasar beras yang dibungkus anyaman daun pisang ini menjadi favorit semua kalangan di hari raya Idul Fitri. Bahkan, kuliner satu ini menjadi ikon perayaan hari raya Idulfitri di negara kita.

Tapi tahukah kamu bahwa ketupat atau kupat tidak muncul begitu saja, lho. Melainkan diperkenalkan pertama kali ke suku Jawa sekitar abad 15-16 oleh Sunan Kalijaga. Bahkan sampai saat ini dalam masyarakat Jawa ada sebutan bakda kupat, yaitu hari satu minggu setelah lebaran.

Pada bakda kupat ini orang-orang akan membagikan ketupat yang telah dimasak kepada kerabat maupun tetangga.

Baca Juga: 5 Kesalahan Memasak Ketupat yang Sering Dilakukan, Jadinya Keras!

2. Mengandung filosofi saling memaafkan 

ilustrasi menganyam ketupat (instagram.com/Nikonmalaysia)

Menjadi menu andalan di hari lebaran, ketupat atau kupat memang memiliki keunikan tersendiri.

Cara membuat anyamannya terkenal rumit sehingga dibutuhkan kejelian tinggi. Tapi rangkaian anyaman yang sudah tersusun ini pada akhirnya akan lepas terurai ketika kamu membukanya untuk dinikmati sebagai santapan lezat. Ini mengandung filosofi bahwa pada hari yang fitri ini sudah seharusnya bagi kamu untuk mengurai kesalahan dengan saling memaafkan.

Ketupat atau kupat sendiri dalam bahasa Jawa juga memiliki kepanjangan, yaitu ngaku lepat yang jika diartikan mengakui kesalahan. Adapun isi ketupat yang berwarna putih bersih dimaknai sebagai lambang kesucian hati.

3. Ketupat dipercaya bisa menjadi tolak bala

ilustrasi ketupat (instagram.com/Phnty)

Sebagai kuliner yang sudah melebur dengan kearifan lokal masyarakat setempat, ketupat atau kupat memang mendapat tempat tersendiri di hati banyak orang. Tidak hanya dijadikan sebagai menu kuliner yang menyemarakkan meja makan di hari lebaran, ternyata ketupat juga memiliki makna dan peran penting dalam hidup.

Ketupat atau yang biasa disebut kupat ini seringkali dipercaya sebagai media tolak bala. Beberapa masyarakat ada yang sengaja menggantung ketupat di depan pintu dengan maksud untuk menolak hal-hal buruk yang bisa terjadi.

Selain itu, adapula yang menggelar ritual doa bersama untuk tolak bala dengan diakhiri menyantap ketupat sebagai penutup. 

4. Memiliki beragam arti nama yang unik 

ilustrasi ketupat sayur (instagram.com/Foodscatalogs)

Rasa lezat dari ketupat yang disantap dengan sayur bersantan memang menjadi kenikmatan tersendiri. Meskipun begitu, ketupat atau yang biasa disebut kupat ini bukan cuma sekedar santapan, lho. Tapi juga memiliki nama yang penuh arti selain ngaku lepat.

Ketupat sendiri terbuat dari daun kelapa muda yang dalam bahasa Jawa biasa disebut dengan janur. Jika diuraikan maknanya, janur memiliki filosofi jatining nur atau cahaya sejati.

Sedangkan kuah bersantan yang biasa disajikan sebagai pendamping hidangan ketupat juga memiliki filosofi yang tak kalah unik. Santan atau yang dalam bahasa Jawa disebut santen memiliki arti pangapunten atau ungkapan permintaan maaf.

Baca Juga: 5 Makanan Khas Lebaran Berbahan Dasar Beras, Ketupat Jadi Favorit!

Verified Writer

Mutia Zahra

Let's share positive energy

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya