Berkah Ramadan bagi Produsen Kolang-Kaling di Madiun
Harga meningkat 100 persen karena banyak diburu untuk takjil
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Madiun,IDN Times - Suara azan magrib merupakan salah satu hal yang ditunggu oleh umat Muslim saat Ramadan. Bagi yang berpuasa, momen itu sebagai penanda waktu melepaskan dahaga dan lapar yang ditahan lebih dari 12 jam sebelumnya.
Untuk mengobati rasa haus, banyak menu yang menjadi pilihan, seperti minuman es campur, kolak, manisan, dan es oyen yang menggunakan tambahan kolang-kaling. Di wilayah Madiun, salah satu penghasil kolang-kaling berada di lahan perkebunan kawasan lereng Gunung Wilis yang masuk Dusun Sweru, Desa Padas, Kecamatan Dagangan.
1. Terlebih dulu melewati proses yang membutuhkan waktu 2-3 hari
Hampir di setiap lahan milik warga terdapat pohon penghasil kolang-kaling, yang merupakan buah dari aren (Arenga pinnata). Untuk mendapatkan produk yang siap edar ternyata tidak semudah mengonsumsinya. Petani harus memilih buah aren setengah masak terlebih dulu.
Kemudian, memotong tangkai dari pohon yang ketinggiannya sekitar 2 meter. Buah aren yang telah jatuh dari pohon masih harus dipisahkan dari dahannya. Untuk tahap selanjutnya masih direbus dengan waktu sekitar dua jam.
“Agar kolang-kalingnya lebih mudah diambil (dari kulitnya) dan getahnya hilang,” kata Sukar, salah seorang produsen kolang-kaling di Dusun Sweru, Desa Padas, Kecamatan Dagangan, Kabupaten Madiun, Minggu (10/5). Getah pada buah aren ini akan menimbulkan rasa gatal ketika terkena kulit manusia.
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.