TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Bumbu Khas dari Berbagai Negara Ini Hasil Fermentasi Kedelai

Ada dari Indonesia, Korea, dan Jepang

biji kedelai (pixabay.com/1737576)

Sebagai salah satu sumber protein dan minyak nabati, kedelai kerap kali diolah menjadi bermacam-macam sajian. Mulai dari lauk, camilan, minuman, hingga bumbu masakan. Kegunaannya memang sebanyak dan seluas itu, loh!

Beberapa negara di Asia, termasuk Indonesia bahkan memiliki olahan andalan dari kedelai yang terkenal. Olahan ini berasal dari hasil fermentasi kedelai dan kerap digunakan sebagai bumbu masakan. Apa saja olahan tersebut? 

1. Tauco

Tauco khas Bangka (Taman Renyah, CC BY 3.0, via Wikimedia Commons)

Di Indonesia, tauco merupakan bumbu masakan yang populer. Terbuat dari fermentasi kedelai, tauco memiliki citarasa gurih, asam, hingga manis yang khas dan tak tergantikan. Oleh karena itu, tauco juga memiliki tempat tersendiri di hati masyarakat Indonesia.

Bumbu tauco di Indonesia juga beragam. Di Pulau Jawa saja misalnya, ada tauco Cianjur yang legendaris, dan ada juga tauco Pekalongan. Kemudian di Sumatra ada tauco Medan, dll. Uniknya, semua tauco ini memiliki ciri khasnya masing-masing, baik dari segi tekstur maupun citarasa. Tauco juga terbagi menjadi dua tipe, yaitu tauco basah dan kering.

Baca Juga: 10 Ide Hampers Natal dan Tahun Baru, Makanan hingga Perkakas Rumah

2. Kecap manis

ilustrasi kecap (unsplash.com/@ca_creative)

Kecap manis merupakan bumbu masakan yang umum dijumpai di Indonesia. Ia terbuat dari kedelai yang difermentasi dan diberi campuran rempah, garam, dan gula.

Di Indonesia, banyak sekali hidangan yang menggunakan kecap sebagai tambahan bumbu. Beberapa di antaranya yaitu nasi goreng, sate, soto, bakso, bubur, dll. Mulai dari camilan hingga makanan berat, cocok deh berpadu dengan manisnya kecap. Dan, meski pun negara lain juga memproduksi kecap, citarasa kecap Indonesia yang khas ini tidak bisa tegantikan.

3. Doenjang

doenjang (pixabay.com/touchngo)

Ketika membicarakan hidangan Korea, tidak afdal rasanya jika melewatkan doenjang atau pasta kedelainya. Sebab, ia merupakan salah satu bahan terpenting untuk menambah citarasa hidangan Korea, terutama pada hidangan berkuah seperti aneka guk dan jjigae.

Doenjang terbuat dari kedelai fermentasi. Untuk membuatnya, biji kedelai direndam dalam air terlebih dahulu kemudian dikukus. Setelah matang, kedelai ini dihaluskan, dibentuk menjadi balok, kemudian dikeringkan. Balok kedelai ini bernama mejubap atau meju.

Meju kemudian dimasukkan ke dalam bejana dari tanah liat dan diberi isian larutan garam, beserta tambahan bahan seperti cabai, jujube, dan arang. Campuran dibiarkan di bejana selama 40-60 hari untuk proses fermentasi. Setelah dibiarkan untuk fermentasi, meju inilah yang akan menghasilkan doenjang. Sedikit intermezzo, karena kemiripannya dengan tauco, doenjang juga kerap disebut tauco Korea.

4. Ganjang

ilustrasi ganjang (pexels.com/@catscoming)

Ganjang merupakan sebutan umum untuk kecap atau soy sauce di Korea. Di Korea sendiri sebetulnya ada berbagai jenis soy sauce yang bisa ditemukan. Namun, umumnya mereka terbagi menjadi dua tipe, yaitu regular soy sauce yang biasa disebut ganjang (간장) atau wae ganjang (왜간장) dan soy sauce for soup atau guk ganjang (국간장).

Guk ganjang merupakan kecap tradisional asli Korea. Warnanya jauh lebih terang dan lebih beraroma. Rasanya juga lebih asin dan lebih kompleks dari wae ganjang. Kecap ini biasanya diunakan untuk sup, semur, dan Korean vegetable side dish atau namul.

Pembuatan guk ganjang tradisional khas dalam budaya Korea, dilakukan bersamaan dengan proses pembuatan doenjang. Jadi, ketika meju yang sudah selesai masa fermentasinya di dalam bejana di keluarkan, cairan dalam bejana itu dimanfaatkan untuk membuat ganjang.

Sedangkan, kecap regular terbuat dari campuran kacang kedelai, gandum, kultur bakteri, dll. Berbeda dengan guk ganjang yang hanya memiliki satu variasi, kecap regular memiliki lebih banyak variasi. Teksturnya lebih kental, berwarna hitam, kurang asin, dan agak manis. Tipe kecap regular lebih cocok apabila digunakan untuk hidangan seperti jorim (jangjorim) dan bulgogi.

Baca Juga: 5 Kreasi Christmas Tree Bread, Sajian untuk Perayaan Natal

Verified Writer

Silvilla Sani

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya