Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi pria makan
Ilustrasi pria makan (pexels.com/cottonbro studio)

Intinya sih...

  • Food craving dipicu oleh faktor emosional dan stres, memicu keinginan makanan tinggi gula atau lemak sebagai pelarian cepat dari tekanan emosional.

  • Kurang tidur dan kelelahan dapat memicu food craving karena ketidakseimbangan hormon lapar dan kenyang, serta menurunkan kemampuan pengendalian diri.

  • Kebiasaan makan yang tidak teratur juga bisa memicu food craving secara tiba-tiba, karena tubuh mencari makanan cepat saji sebagai solusi instan saat kadar gula darah turun drastis.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Kamu pernah tiba-tiba pengen banget makan sesuatu, padahal baru aja selesai makan? Misalnya mendadak kepikiran cokelat, es krim, atau makanan pedas? Nah, kondisi ini dikenal sebagai food craving. Fenomena ini umum banget terjadi, bahkan bisa dialami siapa saja. Tapi, kalau terjadi terlalu sering, bisa berdampak buruk terhadap kesehatan dan pola makanmu.

Secara sederhana, food craving adalah keinginan kuat untuk mengonsumsi makanan tertentu, biasanya yang tinggi gula, garam, atau lemak. Meski terdengar sepele, craving sebenarnya bisa dipengaruhi oleh banyak faktor, mulai dari emosional, hormonal, sampai gaya hidup. Yuk, kenali lebih dalam apa itu food craving supaya kamu lebih bijak dalam menjaga pola makan!

1. Dipicu oleh faktor emosional dan stres

Ilustrasi orang sedang makan acar (pexels.com/makafood)

Food craving sering muncul saat kamu sedang stres atau mengalami tekanan emosional. Otak secara alami mencari "reward" yang memberikan rasa nyaman, dan makanan manis atau gurih sering jadi pelarian cepat. Gak heran, banyak orang pengen makan cokelat atau junk food ketika mood lagi buruk. Namun, pola makan berdasarkan emosi ini bisa bikin kamu terbiasa menjadikan makanan sebagai solusi masalah. Kalau berlangsung terus-menerus, risiko overeating meningkat, dan berpotensi menyebabkan kenaikan berat badan atau gangguan kesehatan lain.

2. Kurang tidur dan kelelahan bisa memicu craving

Ilustrasi seorang wanita tidur di dalam tenda (pexels.com/cottonbro studio)

Saat tubuh kurang istirahat, hormon yang mengatur rasa lapar dan kenyang jadi tidak seimbang. Kondisi ini membuat kamu lebih sering ingin makanan tinggi energi, seperti makanan manis atau berlemak, untuk "mengisi ulang" tenaga secara instan. Selain itu, kelelahan mental juga bisa menurunkan kemampuan pengendalian diri. Akibatnya, kamu jadi lebih sulit menolak godaan makanan ringan, bahkan ketika tubuh sebenarnya tidak butuh tambahan energi.

3. Kebiasaan makan yang tidak teratur

ilustrasi makan saat camping (pexels.com/Ivan Samkov)

Tidak sarapan atau terbiasa menunda makan bisa memicu food craving secara tiba-tiba. Ketika tubuh terlalu lama tidak mendapatkan asupan nutrisi, kadar gula darah turun drastis, sehingga kamu ingin makanan cepat saji sebagai solusi instan. Makan secara tidak teratur juga menurunkan kesadaran terhadap jenis makanan yang dikonsumsi. Biasanya, kamu akan memilih makanan yang mudah dan cepat didapat, bukan yang sehat dan bergizi.

4. Dipengaruhi oleh hormonal dan siklus biologis tubuh

Ilustrasi wanita makan (pexels.com/Adrienn)

Pada beberapa orang, terutama perempuan, food craving bisa meningkat selama masa menstruasi atau perubahan hormon lainnya. Hormon estrogen dan progesteron memengaruhi suasana hati, yang kemudian berdampak pada keinginan makan tertentu. Selain itu, perubahan hormon juga dapat memengaruhi produksi serotonin, yaitu hormon kebahagiaan. Otomatis, tubuh mencari makanan tinggi gula yang dianggap mampu meningkatkan mood dengan cepat.

Mengerti apa itu food craving dan penyebabnya bisa membantumu lebih waspada terhadap pola makan harian. Untuk mengatasinya, coba mulai dengan tidur cukup, makan teratur, kelola stres, dan banyak minum air putih. Jangan lupa juga perbanyak konsumsi makanan bergizi seimbang. Food craving sebenarnya wajar, tapi kalau kamu bisa mengontrolnya, kualitas kesehatan dan mood kamu juga bisa lebih baik.

Mulai sekarang kalau food craving muncul coba tanyakan ke diri sendiri, “Aku benar-benar lapar atau cuma butuh distraksi?” Dengan begitu, kamu bisa belajar lebih peka terhadap kebutuhan tubuh dan menghindari kebiasaan makan berlebihan!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team