Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi ayam goreng (pexels.com/ Yanuar Putut Widjanarko)
ilustrasi ayam goreng (pexels.com/ Yanuar Putut Widjanarko)

Tidak ada yang bisa menolak ayam goreng hangat dan baru diangkat dari wajan? Wangi rempahnya langsung menyambar hidung! Kulit renyah dan dagingnya yang masih juicy bikin semua orang ingin segera menyantapnya.

Namun, apakah kamu pernah berpikir, kenapa ayam goreng lebih enak jika dimakan saat hangat? Nah, ternyata ada beberapa alasan yang menarik di balik itu semua, lho. Yuk, kupas satu per satu alasannya dalam artikel ini, ya!

1. Tekstur kulit masih renyah dan menggoda

ilustrasi ayam goreng tepung (pexels.com/Kai-Chieh Chan)

Saat ayam goreng disajikan hangat, lapisan kulitnya masih mempertahankan kerenyahan yang sangat khas dan menggoda. Tekstur garing ini muncul karena minyak di permukaan kulit masih dalam keadaan cair, sehingga menciptakan suara kriuk yang sangat memuaskan saat digigit.

Suhu hangat juga bisa menjaga lemak dan rempah yang menempel pada daging ayam, sehingga memberikan sensasi rasa yang lebih hidup saat digigit. Berbeda dengan ayam sudah dingin, daging ayam cenderung lembek. Akibatnya, kenikmatan tekstur yang seharusnya jadi daya tarik utama ayam goreng berkurang drastis.

2. Aroma rempah masih harum, sehingga menggugah selera makan

ilustrasi ayam goreng (pexels.com/Pixabay)

Ketika ayam goreng masih hangat, aroma rempah-rempah yang digunakan dalam bumbu marinasi, seperti bawang putih, ketumbar, kunyit, atau jahe akan tercium lebih kuat dan menggugah.

Suhu panas bisa membantu senyawa aromatik dalam rempah terlepas ke udara, sehingga aromanya langsung menyapa indera penciumanmu bahkan sebelum gigitan pertama. Sebaliknya, ayam goreng yang sudah dingin cenderung kehilangan daya tarik aromanya karena senyawa tadi sudah mulai menguap habis.

3. Daging lebih juicy dan masih lembut di lidah

ilustrasi ayam goreng (pexels.com/Harry Dona)

Daging ayam goreng yang masih hangat biasanya akan terasa lebih juicy dan lembut saat disantap. Suhu panas dari proses penggorengan akan membantu mempertahankan cairan lemak di dalam serat daging, sehingga setiap gigitan memberikan sensasi berair dan kenyal yang sangat memanjakan lidah.

Sebaliknya, ketika ayam goreng sudah dingin, lemak ini sudah mulai menguap atau hilang, sehingga membuat daging jadi lebih kering dan alot saat digigit. Daging ayam yang masih hangat juga memungkinkan bumbu  meresap lebih baik dan menyatu dengan teksturnya.

Dengan beberapa alasan di atas, sudah sangat jelas bahwa menikmati ayam goreng selagi hangat bisa memberikan pengalaman makan yang jauh lebih memuaskan. Aroma rempah menggoda, tekstur kulit yang renyah, dan daging yang juicy akan berpadu untuk menciptakan kelezatan tak terlupakan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team