Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi martabak manis (vecteezy.com/duniabapackbapack)

Pernahkah kamu bertanya-tanya kenapa di beberapa daerah, martabak manis justru disebut terang bulan? Meski sama-sama merujuk pada makanan yang terbuat dari adonan tepung dan gula dengan aneka isian, nama “terang bulan” seringkali membuat orang bingung. Terutama jika mereka berasal dari daerah yang menyebut makanan ini sebagai martabak manis.

Faktanya, sebutan terang bulan bukan sekadar nama unik, melainkan memiliki cerita dan alasan tersendiri. Mulai dari bentuknya yang khas hingga tradisi penjualannya, semua berkontribusi pada penamaan ini.

Yuk, cari tahu alasan utama kenapa martabak manis disebut terang bulan dan temukan sisi menarik dari makanan favorit ini!

1. Bentuk bulat seperti bulan purnama

Ilustrasi martabak manis yang sudah dipotong-potong (vecteezy.com/116621527748451069570)

Salah satu alasan utama kenapa martabak manis disebut terang bulan adalah karena bentuknya yang menyerupai bulan purnama. Saat diangkat dari wajan, kue ini memiliki bentuk bulat sempurna dengan warna kuning keemasan yang mengingatkan pada cahaya bulan.

Permukaannya yang sedikit berlubang-lubang menyerupai kawah di permukaan bulan sehingga semakin memperkuat kesan tersebut. Tak heran, banyak orang di Indonesia bagian timur dan Yogyakarta lebih akrab dengan sebutan terang bulan dibandingkan martabak manis.

Nama ini begitu melekat, karena visual kue yang memang mirip bulan bercahaya, terutama ketika baru matang. Penampilan yang sederhana, tetapi menarik ini menjadi ciri khas yang membedakannya dari jenis makanan lainnya.

2. Tradisi berjualan di malam hari

Ilustrasi martabak manis yang sudah dipotong-potong (vecteezy.com/febyrestu)

Selain bentuknya, waktu penjualan martabak manis juga mempengaruhi penamaannya sebagai terang bulan. Sejak dahulu, pedagang martabak manis lebih sering berjualan pada malam hari, ketika bulan bersinar terang di langit.

Suasana malam yang temaram ditambah cahaya dari lampu gerobak pedagang menciptakan pemandangan yang khas dan akrab bagi banyak orang. Kehadiran kue bulat yang baru matang, dipadukan dengan cahaya bulan di malam hari, seolah menciptakan hubungan visual yang unik.

Alhasil, masyarakat setempat mulai menyebutnya sebagai terang bulan, karena momen menikmati kue ini identik dengan suasana malam yang diterangi cahaya bulan. Hingga kini, tradisi ini tetap bertahan, membuat nama terang bulan semakin dikenal luas.

3. Nama yang lebih mudah diterima masyarakat lokal

Ilustrasi martabak manis mini (vecteezy.com/andhikaraya)

Di beberapa daerah, nama martabak biasanya identik dengan martabak telur yang gurih dan asin. Supaya tidak membingungkan, pedagang pun mencari sebutan yang lebih khas untuk versi manis dari makanan ini.

Nama terang bulan akhirnya dipilih, karena selain deskriptif, sebutan ini juga terasa lebih akrab di telinga masyarakat lokal. Misalnya, di daerah Indonesia timur seperti Sulawesi, Maluku, hingga Nusa Tenggara, menyebut martabak manis bisa membingungkan karena bentuk dan rasanya sangat berbeda dengan martabak telur.

Sebutan terang bulan menjadi solusi yang mempermudah komunikasi dan memisahkan kedua jenis makanan ini. Alhasil, nama ini bertahan dan bahkan menjadi nama resmi di banyak kedai makanan.

4. Pengaruh strategi penjualan dan branding lokal

Ilustrasi martabak manis yang sudah dipotong-potong (vecteezy.com/suretianto)

Selain faktor bentuk dan waktu penjualan, strategi branding pedagang lokal juga berperan dalam mempopulerkan nama terang bulan. Dalam dunia kuliner, nama yang mudah diingat dan memiliki daya tarik visual cenderung lebih cepat diterima masyarakat.

Terang bulan, dengan konotasi cahaya dan kehangatan, memberikan kesan positif yang membuat orang tertarik untuk mencobanya. Beberapa pedagang bahkan sengaja menggunakan nama terang bulan sebagai identitas merek dagang mereka.

Branding ini membantu membangun citra makanan yang lezat dan hangat, seperti cahaya bulan yang memberikan kenyamanan di malam hari. Seiring waktu, nama ini tidak hanya menjadi sebutan lokal, tapi juga bagian dari budaya kuliner Indonesia yang dikenal di berbagai daerah.

Makanan memang seringkali menyimpan cerita menarik di balik namanya, termasuk martabak manis yang disebut terang bulan ini. Setiap sebutan mencerminkan budaya dan tradisi masyarakat setempat, menjadikannya lebih dari sekadar nama.

Kalau kamu sendiri menyebutnya sebagai terang bulan atau martabak manis, nih? Atau ada sebutan lainnya? Bagikan pendapatmu di kolom komentar, ya!

Editorial Team