Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi kue nastar (vecteezy.com/marlinadina)

Intinya sih...

  • Gula halus penting untuk tekstur lembut nastar, hindari gula pasir agar adonan lebih halus dan lembut.
  • Selai nanas harus kental agar tidak bocor saat dipanggang, diamkan hingga dingin sebelum digunakan.
  • Penggunaan butter berkualitas dan pengadukan adonan yang tepat mempengaruhi rasa dan tekstur nastar.

Nastar adalah salah satu kue kering yang paling digemari, terutama saat Lebaran. Meski terlihat sederhana, proses pembuatannya membutuhkan ketelitian agar sempurna. Banyak orang sering mengalami masalah, seperti tekstur yang keras, isian bocor, permukaan kue yang retak, dan kurang mengembang.

Kesalahan kecil bisa berdampak besar pada hasil akhir. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui kesalahan umum yang sering terjadi saat membuat nastar. Dengan memahami dan menghindari kesalahan tersebut, kamu bisa menghasilkan nastar yang lembut, lumer di mulut, dan tampil menarik.

Lantas, kenapa nastar bisa retak dan keras, ya? Berikut ini beberapa penyebabnya. Jangan kamu ikuti, karena bikin rugi!

1. Tidak menggunakan gula halus

ilustrasi tidak menggunakan gula halus (freepik.com/freepik)

Salah satu kesalahan umum saat membuat nastar adalah tidak menggunakan gula halus. Banyak orang memilih gula pasir biasa, padahal butirannya lebih besar dan sulit larut dalam adonan. Akibatnya, tekstur nastar menjadi kasar dan kurang lembut saat digigit.

Gula yang tidak tercampur sempurna juga memengaruhi kekenyalan adonan dan hasil akhirnya. Untuk mendapatkan tekstur lembut dan lumer di mulut, sebaiknya gunakan gula halus yang lebih mudah menyatu. Jika tidak tersedia, kamu bisa menghaluskan gula pasir dengan blender sebelum mencampurkannya ke dalam adonan.

2. Selai nanas terlalu cair

ilustrasi selai nanas (freepik.com/freepik)

Selai nanas yang terlalu cair bisa menjadi masalah saat membuat nastar, karena dapat menyebabkan isian bocor saat dipanggang. Hal ini biasanya terjadi karena selai tidak dimasak cukup lama hingga kadar airnya berkurang. Selai yang terlalu basah juga membuat adonan sulit membungkus isian dengan sempurna, sehingga nastar mudah retak atau bahkan pecah.

Untuk menghindarinya, pastikan selai dimasak dengan api kecil hingga teksturnya kental dan bisa dipulung. Selain itu, diamkan selai hingga benar-benar dingin sebelum digunakan agar lebih mudah dibentuk. Selai yang tepat akan menghasilkan nastar lebih kokoh, lezat, dan tidak mudah bocor saat dipanggang.

3. Tidak menggunakan butter berkualitas

ilustrasi menggunakan butter berkualitas (freepik.com/freepik)

Penggunaan butter berkualitas sangat berpengaruh pada rasa dan tekstur nastar. Banyak orang memilih margarin atau butter murah untuk menghemat biaya, padahal ini bisa membuat nastar kurang lembut dan aroma menteganya tidak keluar. Butter yang baik akan memberikan tekstur lebih renyah, lumer di mulut, serta aroma khas.

Jika ingin hasil yang lebih maksimal, kamu bisa mencampur butter dan margarin dengan perbandingan yang tepat. Selain itu, pastikan butter dalam kondisi suhu ruang agar mudah tercampur merata dengan adonan. Dengan memilih butter berkualitas, nastar akan memiliki cita rasa yang lebih lezat dan tekstur sempurna.

4. Mengaduk adonan terlalu lama

ilustrasi mengaduk adonan (freepik.com/pressfoto)

Mengaduk adonan nastar terlalu lama adalah kesalahan yang sering dilakukan, terutama oleh pemula. Banyak yang berpikir semakin lama diaduk, adonan akan semakin tercampur sempurna. Padahal, hal ini justru bisa membuat nastar menjadi keras. Pengadukan berlebihan dapat menyebabkan gluten dalam tepung berkembang terlalu banyak, sehingga tekstur kue menjadi padat dan kurang lembut.

Untuk hasil yang optimal, aduk adonan secukupnya hingga semua bahan tercampur rata, tetapi tetap lembut. Gunakan spatula atau mikser dengan kecepatan rendah agar tidak terlalu banyak udara yang masuk ke dalam adonan. Jika teknik yang digunakan tepat, maka nastar akan tetap empuk dan lumer di mulut.

5. Kulit nastar terlalu tipis dan isian terlalu tebal

ilustrasi adonan kulit nastar (freepik.com/freepik)

Perbandingan antara kulit dan isian nastar sangat penting untuk menghasilkan tekstur yang seimbang. Kesalahan yang sering terjadi adalah membuat kulit terlalu tipis dan isian terlalu banyak, sehingga nastar mudah retak atau bahkan bocor saat dipanggang. Kulit nastar terlalu tipis juga bisa membuat kue cepat kering dan kurang lembut saat digigit. 

Sebaliknya, jika isian terlalu tebal, selai bisa meluber keluar dan mengurangi tampilan nastar yang sempurna. Untuk menghindari masalah ini, pastikan ketebalan kulit nastar cukup untuk membungkus selai dengan baik, sekitar 1:1 atau 2:1 antara adonan dan isian. Dengan perbandingan yang tepat, nastar akan lebih kokoh, lembut, dan lumer di mulut.

6. Mengoles kuning telur di waktu yang tidak tepat

ilustrasi olesan kuning telur (freepik.com/freepik)

Pengolesan kuning telur adalah langkah penting untuk mendapatkan warna nastar yang cantik dan mengkilap. Namun, banyak orang melakukan kesalahan dengan mengoleskannya di waktu yang tidak tepat. Jika dioles terlalu awal, kuning telur bisa mengering dan menyebabkan permukaan nastar terlihat retak atau tidak merata. 

Sebaliknya, jika dioles saat nastar masih terlalu panas, lapisan olesan bisa luntur dan tidak menempel dengan baik. Waktu terbaik untuk mengoles kuning telur adalah setelah nastar setengah matang, sekitar 10–15 menit sebelum selesai dipanggang.

Gunakan kuas dengan sapuan tipis agar hasilnya lebih halus dan merata. Penggunaan teknik yang benar membuat nastar akan memiliki warna keemasan yang menggugah selera.

7. Suhu memanggang yang terlalu tinggi

ilustrasi suhu memanggang yang terlalu tinggi (freepik.com/freepik)

Kesalahan lain yang sering terjadi saat membuat nastar adalah memanggang dengan suhu terlalu tinggi. Banyak orang berpikir suhu tinggi akan mempercepat proses pemanggangan. Padahal, ini justru bisa membuat nastar cepat gosong di luar, tetapi masih kurang matang di dalam. Suhu yang terlalu panas juga bisa menyebabkan permukaan nastar retak dan teksturnya menjadi terlalu kering.

Idealnya, nastar dipanggang pada suhu sekitar 140—160 derajat Celisus selama 25—30 menit agar matang merata. Gunakan oven dengan pengaturan suhu yang akurat dan pastikan nastar diletakkan di rak tengah agar panasnya merata. Dengan suhu yang tepat, nastar akan matang sempurna, tetap lembut, dan berwarna keemasan yang cantik.

Membuat nastar yang sempurna memang membutuhkan ketelitian, mulai dari pemilihan bahan hingga teknik pemanggangan. Dengan menghindari kesalahan-kesalahan umum di atas, kamu bisa menghasilkan nastar yang lembut, lumer di mulut, dan tampil menggugah selera. Jadi, pastikan setiap langkah dilakukan dengan benar agar nastar buatanmu semakin nikmat dan disukai banyak orang!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team