Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi menggoreng ayam
ilustrasi menggoreng ayam (pexels.com/FOX ^.ᆽ.^= ∫)

Intinya sih...

  • Bumbu harus meresap ke dalam daging agar tidak hambar

  • Minyak harus dipanaskan dengan suhu yang tepat untuk hasil renyah

  • Tepung atau pelapis harus digunakan dengan benar agar tekstur ayam tetap krispi

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Ayam goreng sering dianggap sebagai hidangan paling aman untuk memanjakan lidah. Namun kenyataannya, tidak semua ayam goreng memberikan rasa gurih dan tekstur renyah yang diharapkan, lho. Proses penggorengan yang tampak sederhana justru menyimpan banyak detail yang sering terabaikan, sehingga hasil akhirnya terasa hambar dan tidak menarik. Jika teknik maupun bahan pendukung tidak diperhatikan, ayam goreng yang seharusnya lezat bisa berubah menjadi sajian yang mengecewakan.

Kesalahan dalam menggoreng ayam biasanya berawal dari persiapan hingga teknik mengolah di minyak panas, di mana detail kecil dapat berdampak besar terhadap rasa. Agar lebih jelas, berikut beberapa kesalahan menggoreng ayam yang perlu dihindari, karena rasanya jadi hambar dan kurang sedap.

1. Bumbu tidak meresap ke dalam daging

ilustrasi marinasi ayam (vecteezy.com/ Bigc Studio)

Banyak orang terburu-buru memasak ayam tanpa memberikan waktu bagi bumbu untuk meresap terlebih dulu. Akibatnya, daging bagian dalam terasa hambar meski lapisan luar tampak berbumbu. Proses marinasi sebaiknya dilakukan minimal 30—120 menit, tergantung potongan ayam dan jenis bumbu yang dipakai. Rempah-rempah, seperti bawang putih, ketumbar, garam, dan sedikit asam dari jeruk nipis, akan membantu mengangkat cita rasa alami daging.

Selain waktu, teknik marinasi juga berpengaruh. Menggunakan tusuk garpu untuk melubangi permukaan daging dapat membantu bumbu masuk lebih dalam. Marinasi basah dengan campuran cairan dan rempah cocok untuk ayam goreng krispi, sedangkan marinasi kering lebih pas untuk ayam goreng tradisional. Mengabaikan langkah ini membuat ayam kehilangan rasa yang seharusnya kuat dan lezat.

2. Minyak tidak dipanaskan dengan suhu yang tepat

ilustrasi minyak goreng (vecteezy.com/Muhammad Gunawansyah)

Salah satu faktor terbesar yang menentukan hasil ayam goreng adalah suhu minyak. Minyak yang terlalu dingin akan membuat ayam goreng menyerap banyak minyak, sehingga teksturnya lembek dan berminyak. Sebaliknya, minyak yang terlalu panas akan membuat lapisan luar ayam goreng jadi gosong, sementara bagian dalam masih mentah. Kisaran suhu yang ideal untuk menggoreng ayam adalah kurang lebih 160—175 derajat Celsius.

Untuk menjaga suhu tetap stabil, jangan langsung memasukkan terlalu banyak potongan ayam sekaligus. Gunakan termometer dapur jika memungkinkan, atau periksa dengan cara sederhana, seperti memasukkan sejumput tepung dan melihat apakah langsung berbuih. Kesalahan mengatur suhu minyak sering membuat ayam goreng gagal renyah dan terasa hambar.

3. Tepung atau pelapis tidak digunakan dengan benar

ilustrasi pelapis ayam (vecteezy.com/Mateusz Feliksik)

Lapisan tepung bukan sekadar hiasan, melainkan kunci utama tekstur ayam goreng yang renyah. Namun, banyak orang hanya menaburkan tepung seadanya tanpa memperhatikan cara menempelkannya. Tepung yang terlalu tipis akan luruh saat digoreng, sedangkan tepung yang terlalu tebal akan menyerap minyak berlebihan dan membuat rasa menjadi hambar. Perbandingan antara tepung, bumbu, dan sedikit cairan sangat menentukan kualitas hasil akhir.

Teknik menepuk-nepuk ayam dengan tepung sebelum digoreng penting untuk memastikan lapisan menempel sempurna. Ada pula metode double coating, yakni melapisi ayam dua kali dengan tepung untuk menghasilkan tekstur lebih renyah. Mengabaikan detail kecil ini sering membuat ayam goreng kehilangan daya tariknya, padahal sebenarnya mudah diatasi jika pelapis diperlakukan dengan benar.

4. Potongan ayam tidak disesuaikan dengan waktu masak

ilustrasi potongan ayam (vecteezy.com/Barbier Sylvie)

Kesalahan lain yang sering dilakukan adalah menggoreng potongan ayam dengan ukuran berbeda secara bersamaan. Potongan besar, seperti paha, membutuhkan waktu lebih lama untuk matang sempurna, sementara potongan kecil seperti sayap akan cepat kering jika dimasak bersamaan. Hal ini menyebabkan rasa ayam tidak konsisten, ada yang matang di luar, tapi masih mentah di dalam.

Cara yang tepat adalah menyesuaikan ukuran potongan dengan teknik memasak. Untuk potongan besar, bisa digunakan metode par-cooking atau merebus sebentar sebelum digoreng. Sedangkan potongan kecil cukup digoreng langsung dengan suhu stabil agar tetap juicy. Perbedaan waktu masak yang diabaikan membuat rasa ayam tidak seimbang dan teksturnya mengecewakan.

5. Ayam tidak diistirahatkan setelah digoreng

ilustrasi mengistirahatkan ayam (vecteezy.com/Chayan Jaiya)

Banyak orang langsung menyajikan ayam goreng begitu diangkat dari minyak panas. Padahal, langkah sederhana, seperti mengistirahatkan ayam di atas rak kawat selama beberapa menit sangat penting. Proses ini membantu minyak berlebih menetes dan lapisan luar ayam goreng menjadi lebih renyah. Jika ayam langsung ditumpuk atau ditutup rapat, uap panas akan terperangkap dan membuat kulit menjadi lembek.

Selain menjaga tekstur, proses istirahat juga memungkinkan daging menyerap kembali sebagian sari yang keluar saat digoreng. Hal ini membuat daging lebih juicy dan tidak cepat kering ketika disantap. Mengabaikan detail kecil seperti ini membuat ayam goreng kehilangan cita rasa gurih yang seharusnya muncul setelah proses memasak selesai.

Menggoreng ayam memang terlihat sederhana, tetapi detail kecil dalam setiap tahap justru menentukan rasa akhirnya. Dari bumbu hingga cara menyajikan, semua langkah berperan menjaga ayam goreng tetap gurih, renyah, dan tidak hambar. Dengan menghindari kesalahan-kesalahan tadi, kamu bisa menghasilkan ayam goreng yang bukan hanya enak, tetapi juga konsisten memuaskan setiap kali dihidangkan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team