ilustrasi olahan ikan bandeng (commons.wikimedia.org/Wibowo Djatmiko)
Selain disajikan utuh, ikan bandeng juga mengalami berbagai olahan lezat saat menyambut perayaan Imlek. Salah satu olahan yang populer adalah pindang bandeng. Dalam buku “Kuliner Betawi Selaksa Rasa & Cerita”, dijelaskan bahwa pindang bandeng saat Imlek memiliki cita rasa yang khas dan menggugah selera.
Dalam proses pembuatannya, pindang bandeng menggunakan kecap manis yang memberikan warna kuah cokelat kehitaman yang menggiurkan. Tak hanya itu, pindang bandeng juga memiliki rasa pedas, manis, dan gurih yang sempurna, berkat perpaduan rempah-rempah seperti cabai merah, bawang merah, bawang putih, jahe, dan lengkuas.
Pindang bandeng saat Imlek menjadi hidangan yang tak hanya enak, tetapi juga sarat makna. Dalam tradisi penyajian jamuan makan besar ala Cina, hidangan ikan seringkali ditempatkan di akhir acara sebagai lambang harapan akan kedatangan rezeki yang berlimpah di tahun yang baru. Dalam tradisi ini, tidak jarang kepala ikan bandeng diarahkan kepada tamu kehormatan sebagai bentuk penghormatan.
Dengan aroma yang menggoda dan rasa yang khas, pindang bandeng saat Imlek menjadi pilihan utama dalam perayaan ini. Dengan begitu, tradisi makan ikan bandeng tidak hanya menjadi bagian dari perayaan, tetapi juga memperkaya keberagaman kuliner Indonesia dengan cita rasa yang lezat dan khas.
Tradisi makan ikan bandeng saat Imlek merupakan bagian yang tak terpisahkan dari perayaan tahun baru masyarakat Tionghoa di Indonesia. Selain memiliki makna filosofis yang dalam, tradisi ini juga memperkaya ragam kuliner Indonesia dengan olahan-olahan ikan bandeng yang lezat. Dengan harapan akan kemakmuran dan keberuntungan, tradisi ini terus dilestarikan dan menjadi bagian penting dalam budaya Indonesia.