Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi ayam goreng (unsplash.com/cosmonaut647)
Ilustrasi ayam goreng (unsplash.com/cosmonaut647)

Ayam goreng yang telah dimasak seringkali tidak juicy lagi ketika dipanaskan kembali. Hal ini bisa terjadi karena proses pemanasan yang kurang tepat, sehingga kelembapannya berkurang dan teksturnya menjadi kering, bahkan keras. Padahal, dengan teknik yang benar, ayam bisa tetap juicy seperti baru pertama kali dimasak.

Jika kamu ingin menikmati ayam goreng hangat dengan tekstur yang tetap lembut dan juicy, ada beberapa tips yang kamu lakukan. Mulai dari metode pemanasan hingga penggunaan bahan tambahan, masing-masing langkahnya perlu diperhatikan.

Simak tujuh cara menghangatkan ayam, agar tetap juicy di bawah ini, yuk!

1. Simpan ayam goreng di kulkas

Potret menyimpan makanan di dalam kulkas (pexels.com/Polina Tankilevitch)

Sebelum membahas tentang bagaimana cara menghangatkan ayam goreng, biar tetap juicy adalah kamu harus tahu cara menyimpan ayam goreng yang tidak habis dalam sekali makan. Hal ini akan berpengaruh terhadap teksturnya nanti.

Simpan ayam goreng ke dalam wadah khusus makanan yang kedap udara dan pastikan tutupnya rapat. Simpan wadah tersebut di bagian rak dalam kulkas.

Kamu juga bisa memasukannya di freezer. Pastikan ayam goreng dibungkus dengan aluminium foil terlebih dahulu, baru dimasukkan ke dalam wadah kedap udara dan disimpan di freezer.

2. Jangan langsung memanaskan ayam yang masih dingin atau beku

Ilustrasi ayam goreng (unsplash.com/phambot)

Jika hendak dipanaskan, kamu wajib mengeluarkan ayam goreng dari kulkas terlebih dahulu. Diamkan di suhu ruang selama 15-20 menit.

Sementara itu, kalau kondisinya masih beku atau di dalam freezer, turunkan ayam ke rak bawah atau letakkan di chiller sampai mencair, baru dikeluarkan dari kulkas dan didiamkan pada suhu ruang.

Proses tersebut memang lama, tetapi sangat efektif membuat tekstur ayam tetap juicy dan enak saat dinikmati nanti. Jika kamu nekat memanaskan ayam yang baru keluar dari kulkas atau freezer, maka dagingnya bisa keras. Selain itu, panas ayam juga tidak merata dan membuat bagian luar menjadi panas, sementara bagian dalamnya masih dingin.

3. Panaskan dengan oven bersuhu rendah

Ilustrasi memanggang menggunakan oven (freepik.com/arthurhidden)

Menghangatkan ayam goreng dengan oven adalah salah satu cara terbaik untuk menjaga teksturnya tetap juicy dan enak saat dinikmati nanti. Ayam yang sudah bersuhu ruang sebaiknya dibungkus dengan aluminium foil untuk menjaga kelembapannya, kemudian  ditata di loyang.

Masukkan ayam ke dalam oven bersuhu rendah, sekitar 150-160 derajat Celcius, kemudian panggang ayam selama 15-20 menit. Jika dipanaskan dalam suhu tinggi, kelembapan dalam daging ayam bisa hilang.

Hal ini menyebabkan teksturnya menjadi kering dan keras, serta tidak juicy lagi. Kamu juga bisa menambahkan sedikit air di dasar loyang untuk membantu menjaga kelembapan ayam.

4. Menggunakan microwave

iIustrasi microwave untuk menghangatkan makanan (pexels.com/Mike Bird)

Selain oven, kamu juga bisa menghangatkan ayam goreng dengan microwave. Meskipun alat tersebut kerap membuat tekstur ayam kering, ada trik yang perlu diperhatikan, supaya hal itu tidak terjadi pada ayam gorengmu. 

Siapkan piring atau wadah microwave safe, kemudian beri sedikit air biasa atau air kaldu. Tata ayam yang ukurannya paling besar dan dagingnya banyak di bagian pinggir, sedangkan ayam yang kecil di tengahnya. Tutup ayam dengan penutup yang biasanya ada di dalam microwave.

Selanjutnya, panaskan microwave dengan suhu sedang selama 2-3 menit. Kamu bisa membalik ayam dan panaskan kembali selama 1-2 menit. Cara ini cukup ampuh membuat ayam goreng tetap juicy dan tidak kering.

5. Menggunakan air fryer bersuhu rendah

Ilustrasi air fryer untuk menghangatkan makanan (vecteezy.com/gstudioimagen)

Salah satu peralatan masak yang sedang hits dalam beberapa tahun terakhir, yakni air fryer, juga sering digunakan untuk menghangatkan makanan, termasuk ayam goreng. Namun, kamu harus tahu suhu yang tepat, supaya tidak membuat tekstur ayam menjadi kering.

Gunakan suhu sekitar 150-160 derajat Celsius dan panaskan ayam groreng selama 5-7 menit. Jika memungkinkan, semprotkan cooking spay, minyak zaitun, atau minyak goreng biasa ke dalam air fryer sebelum digunakan. Tujuannya untuk membantu menjaga kelembapan ayam yang dihangatkan.

6. Goreng kembali dengan api kecil

Ilustrasi menggorneg ayam (unsplash.com/tysonbrand)

Kalau tidak memiliki oven, microwave, atau air fryer, kamu tetap bisa menghangatkan ayam gorengmu menggunakan wajan biasa, lho. Caranya sama dengan menggoreng ayam pada umumnya.

Pastikan api yang digunakan kecil saja. Api yang terlalu besar bisa membuat ayam kering dan gosong di bagian luarnya. Kamu juga wajib menambahkan sedikit minyak atau mentega ke dalam wajan sebelum memasukkan ayam, lalu tunggu sampai panas. Masukkan ayam dan balik ayam secara berkala agar panas merata di semua sisi.

Mau dihangatkan dengan metode deep frying seperti baru pertama digoreng? Boleh banget, lho! Pastikan minyak banyak dan benar-benar panas, serta menggunakan api kecil. Goreng ayam sebentar saja dan langsung angkat.

7. Jangan menghangatkan ayam goreng berkali-kali

Ilustrasi ayam goreng (unsplash.com/gaberce)

Menghangatkan ayam goreng sebaiknya sekali saja dan langsung dinikmati sampai habis. Selain teksturnya tetap juicy, rasa ayam goreng juga tetap enak dan kualitasnya masih terjaga.

Sebaliknya, jika kamu berulang kali menghangatkannya, maka tekstur ayam jadi makin kering dan kehilangan rasa aslinya. Oleh karena itu, usahakan kamu memasak ayam goreng sesuai dengan porsi yang dibutuhkan.

Sekiranya ada banyak daging ayamnya, cukup dimarinasi dan disimpan di kulkas atau freezer, kemudian baru digoreng jika hendak dimakan. Dengan ini, kamu dapat menikmati ayam goreng dalam keadaan dan rasa terbaiknya.

Dengan mengikuti tips-tips di atas, kamu bisa menghangatkan ayam dengan cara yang tepat tanpa kehilangan tekstur juicy-nya dan ayam akan tetap nikmat saat disantap kembali. Sesuaikan dengan peralatan yang kamu miliki, ya!

Editorial Team