Mengenal Lebih Dekat Selat Solo, Menu Kolaborasi 2 Budaya yang Bersatu
Menu salad yang kental rasa rempah, wajib banget dicoba!
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Pengaruh budaya Eropa terasa sangat kental di bumi Surakarta. Di sana tersimpan jejak peninggalan para penjajah yang kini menjadi keunikan daerah itu sendiri.
Selat Solo, begitu nama kuliner khas Surakarta yang sudah tercipta sejak zaman kolonial Belanda. Makanan ini punya sejarah unik yang wajib diketahui khususnya oleh para millenial agar makanan lokal bisa terus menjaga eksistensinya.
Berikut penjelasan menarik seputar selat Solo yang siap bikin lidahmu bergoyang!
1. Sejarah terciptanya selat Solo
Selat Solo adalah warisan dari para tokoh pribumi yang dahulu kala menghadapi para penjajah dari bumi Eropa. Seiring dengan banyaknya pertemuan yang dilakukan antara kedua belah pihak, tercetus makanan yang cocok di lidah dua budaya. Para penjajah ingin sajian lezat seperti steak di negara asalnya, namun sultan merupakan pribumi yang tidak terbiasa menjadikan daging sebagai makanan pokok sehari hari.
Berangkat dari hal tersebut, maka dibuatlah perpaduan antara sayuran dan daging seperti keinginan kedua belah pihak. Juru masak meracik sebuah hidangan yang terdiri dari sayur-sayuran, karbohidrat, dan daging yang cocok dengan selera sultan dan para petinggi Belanda.
Baca Juga: 5 Fakta Tengkleng Khas Solo, Makanan Rakyat Jelata di Masa Lalu
Baca Juga: 5 Kuliner Pedas yang Wajib Dicoba di Solo, Sudah Pernah?
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.