TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Bartending 101: Apa Perbedaan Antara Liquor dan Liqueur? 

Serupa tapi tak sama, lho!

pexels.com/cottonbro

Penulisan kata dan pelafalannya yang terdengar sangat mirip membuat orang awam kerap kali keliru dalam membedakan antara liquor dan liqueur. Meskipun keduanya sama-sama mengandung alkohol dan menjadi bahan utama dalam pembuatan cocktail, liquor berbeda dengan liqueur.

Agar tidak salah lagi dalam membedakan antara liquor dan liqueur, IDN Times sudah merangkum 5 perbedaan antara liquor dan liqueur yang wajib diketahui oleh pemula. Jangan lupa dicatat, ya!

1. Bahan baku pembuatan Liquor dan Liqueur 

pexels.com/Chris F

Liquor atau distilled spirits pada umumnya terbuat dari berbagai macam buah-buahan dan biji-bijian. Buah yang biasa digunakan dalam membuat liquor adalah rum, apel, aprikot, anggur, dan buah beri lainnya. Sementara jenis biji-bijian yang digunakan ada jagung, gandum, dan gandum hitam. Beberapa jenis liquor seperti Tequila terbuat dari ekstrak agave biru—mirip seperti tanaman kaktus—dan beberapa produsen vodka menambahkan kentang ke dalam proses pembuatannya.

Bahan baku yang digunakan dalam pembuatan liqueur pada dasarnya sama dengan bahan baku liquor. Yang menjadi pembeda adalah penambahan bahan lain seperti saripati buah dan berbagai macam jenis minyak untuk menambah aroma dan citarasa liqueur.

2. Proses pembuatan Liqour dan Liqueur 

pexels.com/ELEVATE

Ada beberapa jenis teknik pembuatan liquor dan liqueur, tergantung dari jenisnya. Selain itu proses pembuatannya pun cukup panjang dan membutuhkan waktu yang tidak sebentar.

Pada umumnya pembuatan liquor dan liqueur dimulai dengan bahan utama seperti buah-buahan dan biji-bijian dihancurkan dan ditambahkan dengan air. Ragi ditambahkan ke dalam cairan tersebut dan ditaruh dalam wadah kedap udara untuk melalui proses fermentasi selama beberapa minggu.

Setelah proses fermentasi selesai, cairan tersebut akan melalui proses penyulingan untuk memisahkan kandungan air dan alkohol. Cairan hasil dari proses penyulingan akan melalui tahap penyaringan, atau diberi perasa. Tahap terakhir, ada yang langsung dikemas ke dalam botol dan ada yang dituakan atau aging. Proses penuaan pada liquor akan menghasilkan rasa yang lebih halus.

Baca Juga: 6 Resep Minuman Cocktail ala Bartender yang Menyegarkan

3. Kandungan alkohol dalam Liquer dan Liqueur 

pexels.com/Clam Lo

Kandungan alkohol dalam liquor cukup bervariasi. Brandy, rum, tequila, dan vodka pada umumnya memiliki kandungan alkohol sebanyak 40 persen ABV (Alcohol by Volume). Untuk whiskey sendiri mulai dari 40 hingga 55 persen ABV sementara kandungan alkohol dalam gin mulai dari 38 hingga 50 persen ABV.

Berabad-abad yang lalu, liqueur lebih sering digunakan oleh tenaga medis untuk tujuan pengobatan. Oleh sebab itu kandungan alkohol dalam liqueur cenderung lebih rendah. Pada umumnya kandungan alkohol dalam liqueur di mulai dari 15 hingga 50 persen ABV.

4. Aroma Liquor dan Liqueur 

pexels.com/Helena Lopes

Bisa dibilang liquor memiliki aroma yang sama seperti alkohol netral pada umumnya. Itu dikarenakan dalam proses pembuatannya tidak ditambahkan bahan lain. Tidak sedikit juga liquor tertentu memiliki aroma dan aftertaste yang menjadi ciri khas dari sang produsen.

Berbeda dengan liquor, liqueur memiliki varian aroma yang beragam. Mulai dari kopi, kacang-kacangan, hingga buah-buahan. Aroma ini berasal dari penambahan perasa dan saripati setelah proses penyulingan.

Baca Juga: Bartending 101: Kenali 7 Peralatan Bartender dan Kegunaannya

Verified Writer

Febby Arshani

Akwoakwoakwoak

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya