TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Berburu Nasi Gandul Asli Pati di Surabaya, Rasanya Bikin Kangen

Rasa kaki lima, kualitas bintang lima

IDN Times/Putriana Cahya

Kalau makan di hotel, biasanya penulis suka iseng nyobain makanan khas Indonesia daripada Western. Simply karena kuliner Indonesia lebih susah dibuat enak kalau sudah masuk hotel.

Di luar harganya yang selangit, cita rasa masakan abang-abang kaki lima yang sedap biasanya hilang. Jadi, kalau makanan tradisional mereka enak, berarti para kokinya benar bisa masak, menurut penulis.

Dengan mindset begitu, saya coba datang ke Hotel Ibis Budget di kawasan Surabaya Barat, tepatnya Jalan Mayjen HR. Muhammad Nomor 24. Katanya mereka punya restoran yang khusus menyediakan masakan khas Pati, Jawa Tengah. Apalagi mereka mengklaim semua makanan yang disajikan tidak menggunakan MSG, murni hanya rempah.

1. Restoran hidden gem di dalam hotel

IDN Times/Putriana Cahya
IDN Times/Putriana Cahya

Restoran bernama Waroeng Pati ini ternyata sebuah restoran yang dikelola terpisah dari manajemen hotel. Jadi, mereka gak menyediakan paket buffet reguler seperti yang kita temui di hotel pada umumnya.

Selain di Ibis Budget, Waroeng Pati juga baru buka di Galaxy Mall Surabaya. Nah, begitu masuk, kita bakal langsung disambut sama deretan lauk nasi gandul atau sego gandul yang jadi signature dish tempat ini. 

2. Pilihan lauknya cukup lengkap

Nasi gandul merupakan kuliner khas daerah pesisir Jawa Tengah, khususnya Pati. Sekilas makanan ini mirip kombinasi semur daing dan gulai, karena menggunakan kuah santan cenderung manis.

IDN Times/Putriana Cahya

Kamu bisa memilih lauk yang diinginkan terlebih dahulu. Kemudian, baru nasi disiram dengan kuah panas.

Pilihan lauknya cukup lengkap, mulai dari empal, telur bacem, tempe kering, perkedel, jeroan, dan sebagainya. Di sini saya cobain telur bacem, empal, dan tempe kering.  

Baca Juga: 10 Makanan Khas Jawa Timur Paling Enak, yang Mana Favoritmu?

3. Nasi gandul dengan rasa autentik, karena bahan-bahannya dikirim langsung dari Pati (Rp38 ribu)

IDN Times/Putriana Cahya

Begitu tersaji, saya coba satu persatu condiment-nya, mulai dari kuah hingga lauk. Sous Chef Hotel Ibis Budget Surabaya, Ronang Wijaya, berkata tingkat manis kuahnya sudah dikurangi karena menyesuaikan lidah orang Jawa Timur yang suka makanan gurih. Tapi buat penulis, kuahnya tetap cenderung manis yang mendominasi dan secara personal agak mengganggu.

Tapi, ketika dimakan berbarengan dengan nasi, empal, dan tempe keringnya, rasanya jadi balance dan keluar rasa gurihnya. Terutama si tempe kering yang teksturnya mirip keripik, rasanya kawin banget sama kuah nasi gandul.

IDN Times/Putriana Cahya

Kata Ronang, bahan-bahan yang digunakan dalam menu Waroeng Pati sebagian didapat dari Pati. Termasuk tempe kering ini.

Ia sendiri ternyata orang asli Pati, makanya tahu betul rasa asli kulinernya seperti apa. Pantas saja beberapa menu yang saya coba di sini kesannya "membumi".

4. Garang asemnya segar, tapi bukan my personal best menu (Rp42 ribu)

IDN Times/Putriana Cahya

Garang asem ini terdiri dari daging ayam, dimasak dengan kuah yang rasa asamnya berasal dari belimbing wuluh. Sentuhan belimbingnya segar banget, tetapi rasanya tidak terlalu kaya. Hanya ada sentuhan manis dan gurih yang tipis di lidah, pas disantap dengan nasi makin hilang lagi rasanya.

Baca Juga: 10 Kombinasi Nasi dan Makanan Lain, Cuma Orang Indonesia yang Begini!

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya