Review Porong Wei, Tempat Makan Ote-ote yang Lekat dengan Sejarah
Yakin gak kangen?
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Di Surabaya tak sulit menemukan tempat makan yang mempunyai nilai sejarah. Salah satunya Porong Wei yang berada di lantai empat Grand City. Ini merupakan cabang restoran toko kue ote-ote alias bakwan sayur di Jalan Raya Porong, Nomor 120, depan Pasar Porong.
Awal mulanya, mereka sudah sangat dikenal di Porong. Sayangnya, bencana lumpur Lapindo menghancurkan bisnis mereka. Meskipun tokonya tetap buka, pengunjung tidak seramai sebelumnya.
Akhirnya mereka memutuskan membuka cabang di Surabaya. "Pasca Lapindo, Porong Wei diluncurkan untuk menggerakkan roda ekonomi bisnis," tutur Marketing Manajer, Dhiah Vierda, di Surabaya, Selasa lalu (26/6).
1. Ote-ote Porong merupakan menu andalannya
Daripada jauh-jauh ke Porong, sekarang kamu sudah bisa merasakan cita rasa serupa di Porong Wei. Rasanya sama, karena menurut Dhiah, resep ini merupakan warisan turun temurun. Spesialnya lagi, ukurannya jumbo, lain daripada yang lain.
Bagi yang belum tahu, ote-ote merupakan sejenis gorengan yang juga dikenal sebagai bakwan goreng, bakwan sayur, bala-bala, atau weci. Di Surabaya, gorengan tersebut disebut ote-ote. Uniknya, ote-ote di Porong Wei ini berisi tiram, rumput laut, dan udang.
Ote-otenya memiliki kulit luar yang terasa lebih empuk dengan tekstur mirip donat. Bagi penulis, rasanya cukup unik. Mungkin kamu yang belum terbiasa akan merasa aneh dengan cita rasanya. Penulis pribadi lebih senang dengan ote-ote pada umumnya yang berisi udang.
Salah satu pengunjung menyatakan kesukaannya pada menu andalan Porong Wei ini. "Favorit banget ini, aku sudah sering ke sini," ucap Via Paramita, 27 tahun. Winata Arafat, 22 tahun, juga berpendapat sama. Kata dia, rasanya enak dan bikin nagih. Harga ote-ote Porong Wei dibanderol Rp 20 ribu per porsi.