Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi makanan
Ilustrasi makanan (pexels.com/Kenneth Surillo)

Intinya sih...

  • Perhatikan logo halal resmi dari BPJPH Kementerian Agama RI

  • Kenali istilah asing yang mencurigakan seperti gelatin, lard, dan shortening

  • Cek kandungan aditif atau kode E-number untuk memastikan kehalalan produk

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Saat belanja makanan atau minuman kemasan, sering kali perhatian kita lebih tertuju pada rasa, harga, atau promo yang lagi berlangsung. Padahal, ada hal penting yang gak boleh dilewatkan, yaitu memastikan produk tersebut halal. Bagi kamu yang memperhatikan kehalalan makanan, membaca label dengan teliti adalah langkah utama sebelum membeli.

Sayangnya, tidak semua produsen menampilkan keterangan yang jelas di kemasan. Ada yang pakai istilah asing, ada juga yang menuliskan kode angka yang bikin bingung. Nah, supaya kamu gak salah pilih, berikut ini cara cek bahan non halal di label kemasan yang bisa membantu kamu lebih jeli dan aman saat belanja.

1. Perhatikan logo halal resmi

ilustrasi makanan ringan (pexels.com/Erik Mclean)

Langkah pertama dan paling gampang yaitu langsung cari logo halal dari BPJPH Kementerian Agama RI. Logo ini biasanya ada di bagian depan atau belakang kemasan. Kalau kamu nemu logo halal resmi, produk tersebut sudah melewati proses verifikasi. Namun, kamu juga perlu waspada. Ada produk yang belum mencantumkan logo halal bukan karena non halal, melainkan proses sertifikasinya masih berjalan. Beberapa produsen kecil juga terkadang tidak langsung mengurus sertifikasi. Maka dari itu, meskipun tidak ada logo halal, kamu tetap perlu membaca label komposisi dengan lebih detail.

2. Kenali istilah asing yang mencurigakan

Ilustrasi makanan ringan (pexels.com/Erik Mclean)

Banyak produsen menggunakan istilah dalam bahasa Inggris atau istilah ilmiah untuk bahan tertentu. Contohnya:

  1. Gelatin: bisa berasal dari babi atau sapi

  2. Lard: lemak babi

  3. Shortening: bisa berasal dari lemak hewan

Kalau kamu menemukan istilah asing di daftar bahan, jangan buru-buru menganggap aman. Cari tahu arti istilah itu lewat internet atau aplikasi kamus bahan makanan halal. Dengan begitu, kamu jadi lebih tenang saat memutuskan mau beli atau tidak. Langkah kecil ini bisa mencegah kamu mengonsumsi produk yang gak sesuai dengan aturan halal.

3. Cek kandungan aditif atau kode E-number

Ilustrasi makanan ringan (pexels.com/Kenneth Surillo)

Sering lihat kode kayak E471, E472, E1105 di label? Itu bukan sekadar angka acak, tapi kode internasional buat bahan tambahan pangan. Misalnya, E1105 (lysozyme) sering didapat dari putih telur ayam, tapi ada juga yang bisa dari sumber lain. Nah, kamu perlu lebih jeli untuk memastikan.

Masalahnya, tidak semua konsumen paham arti dari kode-kode ini. Supaya lebih aman, kamu bisa mencatat daftar kode aditif yang berpotensi berasal dari hewan non halal. Ada banyak sumber di internet, termasuk database MUI dan lembaga halal internasional, yang menyediakan informasi tentang E-number. Semakin sering kamu cek, semakin terbiasa juga membedakan mana yang aman dan mana yang perlu dihindari.

4. Waspadai bahan turunan hewani

Ilustrasi belanja di supermarket (pexels.com/Ninthgrid)

Bahan turunan hewani biasanya jadi komponen di produk susu, cokelat, permen, sampai mie instan. Beberapa yang perlu kamu perhatikan misalnya:

  1. Pepsin: enzim dari lambung hewan.

  2. Rennet: biasanya dipakai buat bikin keju.

  3. Carmine (E120): pewarna merah dari serangga cochineal. Kalau tidak ada keterangan halal, bahan ini bisa jadi non halal.

Beberapa bahan ini kadang tidak ditulis secara rinci di kemasan, melainkan hanya tercantum sebagai enzim atau pewarna alami. Jadi, kamu perlu lebih kritis saat membacanya. Jika ada tanda-tanda mencurigakan, lebih baik cari produk alternatif yang sudah jelas mencantumkan bahan halal di label. Langkah ini bikin kamu lebih tenang tanpa perlu merasa was-was setiap kali makan.

5. Manfaatkan aplikasi cek halal

Ilustrasi belanja di supermarket (pexels.com/Wheeleo Walker)

Sekarang sudah era digital, jadi kamu gak perlu ribet lagi. Ada beberapa aplikasi resmi yang bisa bantu kamu cek kehalalan produk, misalnya Halal MUI atau aplikasi dari BPJPH. Kamu tinggal scan barcode atau ketik nama produknya. Praktis banget buat dipakai saat belanja di supermarket.

Selain aplikasi resmi, ada juga komunitas pengguna yang sering berbagi informasi soal bahan makanan halal maupun non halal. Forum atau grup daring bisa jadi tempat tambahan untuk mendapatkan info cepat. Tapi tetap pastikan sumbernya terpercaya, ya. Dengan cara ini, kamu bisa menghemat waktu saat belanja dan gak perlu pusing baca label terlalu lama.

6. Jangan ragu hubungi layanan konsumen

Ilustrasi belanja di supermarket (pexels.com/Hobi industri)

Kalau kamu masih ragu setelah baca label, langkah terakhir adalah langsung kontak customer service produsen. Biasanya nomor telepon atau email mereka tertera di kemasan. Dengan begitu, kamu bisa dapat informasi lebih jelas apakah bahan yang dipakai benar-benar halal atau tidak.

Langkah ini mungkin terasa ribet, tapi sebenarnya cukup efektif. Produsen yang profesional biasanya akan terbuka memberikan informasi kepada konsumen. Bahkan, beberapa di antaranya bisa mengarahkan kamu ke produk mereka yang sudah pasti halal. Jadi, jangan malu untuk bertanya, karena hak konsumen adalah mendapatkan informasi yang jelas dan transparan.

Cara cek bahan non halal di label memang butuh ketelitian ekstra, apalagi kalau ada istilah asing yang bikin bingung. Meski begitu, ada enam cara di atas yang bisa membantumu dan membuatmu tenang saat belanja. Ingat, jangan cuma tergiur promo, tapi pastikan produk yang kamu konsumsi juga sesuai dengan kebutuhanmu.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team