Ellen menjelaskan ia tak mau main-main dalam menyajikan menunya. Semua menu dikreasi secara homemade, dengan pengawasanya langsung. Tak sekedar bumbu, resepnya diperoleh secara turun menurun keluarga besarnya.
Meski tak ada keturunan Belanda, kata Ellen, keluarganya sering berwisata kuliner ke Negeri Kincir Angin tersebut. Sehingga, masakan khas Belanda sudah sangat akrab dengan keluarganya.
"Resepnya saya dapat dari mama mertua, yang memang diwariskan secara turun menurun dari keturunan sebelumnya," katanya. "Saya sudah bergerak di dunia kuliner selama 10 tahun. Sebelum merintis Kayanna, saya sudah mempunyai pengalaman saat menjalankan Pandan Village dan Taste Van Java."
Tak hanya menunya, konsep Indonesia-Belanda juga diterapkan saat menyajikan makanan. Ornamen piring, mangkuk, gelas, dan lainnya bisa dikatakan unik. Bahkan, ada beberapa ornamen yang ia pesan khusus alias custom. "Makanya unik-unik kan ini bentuknya," ujar Ellen.
Saking banyaknya menu, mungkin kamu akan merasa kebingungan. Semua ada mulai entree, main course, dessert, hingga appetizer. Harganya dipatok mulai Rp 30 ribu hingga Rp 300 ribu (belum pajak service 5 persen dan PPN 10 persen).
Ada beberapa menu recommended. Untuk makanan khas Indonesia, ada gurame bakar Jimbaran, rujak cingur, tahu campur, udang karamel mentega, dan tahu kipas udang. Sedangkan, menu Western-nya, ada riijstafel (nasi campur spesial) dan bistik khas Belanda.
Salah satu menu andalan yang IDN Times coba adalah goerami bakar Djimbaran seharga Rp 108 ribu. Keistimewaan dari gurami bakar ini terletak pada sausnya, yakni menggunakan saus lezat jimbaran, spesial dari Bali. Kami juga mencoba menu andalan lainnya, yakni oglio olio, garang asem, dan udang karamel mentega.
Lalu, ada godiva chocolate lava cake seharga Rp 55 ribu. Tekstur kuenya moist diimbangi saus coklat yang enak. Es krimnya pun sangat lembut dan creamy.
Semua makanannya terlihat tertata sangat apik dan cantik, kan?
Lalu untuk menyegarkan dahaga, kami mencoba es campoer rasa sayange seharga Rp 38 ribu. Es campur ini isinya sangat melimpah dengan sirup leci yang menyegarkan.
Soal rasa dari beberapa menu yang kami coba, sebenarnya tak ada yang menonjol. Salah satu pengunjung pun berpendapat sama. "Kalau dibandingkan dengan restoran lain, rasanya B (biasa) aja sih. Padahal harganya berkali-kali lipat lebih mahal, dibandingkan dengan restoran yang lebih enak rasanya," kata seorang pengunjung, Ayu Wulandari. "Menurut saya, Kayanna hanya menjual suasana sih. Karena memang enak buat nongkrong, reuni, kesannya itu wah gitu, mewah."
Sayang pula, saat kami ke sana, ada beberapa makanan yang sold out. Beberapa pengunjung pun mengungkapkan kekecewaannya. Marike Indrayanti, pengusaha asal Surabaya, salah satunya. Dia menyatakan, "Saya pesan beberapa jajanan pasar, katanya habis. Pesan yang lain, habis juga. Katanya belum ready. Kecewa sih, kan niatnya pengen makan yang itu," kata Marike. "Yaa, jangan sampai cuma jual suasana aja sih."
Meski demikian, ia merasa Kayanna sangat nyaman untuk berkumpul bareng teman-teman dan keluarganya. "Nyaman sih di sini. Instagramable juga buat foto-foto."
Bagaimana, asyik kan? Jika tak ingin kecewa karena makanannya sold out, kamu bisa mereservasinya terlebih dahulu. Yuk, ke sana!