Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Terkuak! Ini Alasan Kenapa Makanan Panas Lebih Enak

Soto, rawon, sop... Hmm, pasti semua orang sepakat makanan-makanan yang disebutkan barusan adalah berkuah nikmat. Tapi kalau kalian jeli, yang bikin rasanya makin nendang justru kalau dimakan saat hangat, bukan ketika sudah dingin.

Beberapa makanan memang ditujukan untuk disajikan dalam kondisi dingin, ramen dingin atau gado-gado misalnya. Tetapi pada umumnya, hampir seluruh makanan di dunia ini lebih enak dan rasanya kuat saat disajikan hangat. Bandingkan saja, mana yang lebih bikin berselera: semur daging panas atau sayuran yang baru keluar dari kulkas?

Aroma makanan yang dipanaskan merangsang indra penciuman.

https://cdn.idntimes.com/content-images/post/20171009/food-dinner-grilled-shashlik-cfd43cccb103b751305157ef73efa21b.jpg

Percaya atau tidak, makanan panas memancarkan partikel yang jauh lebih banyak daripada makanan dingin. Aromanya, misalnya. Saat makanan dalam kondisi panas, aromanya akan lebih 'keluar'. Sebagian besar sensasi perasa juga melibatkan indra penciuman. 

Coba perhatikan, aroma sate yang dibakar dari kejauhan biasanya bikin nafsu makan kita langsung 'bangun'. Padahal, mungkin sebelumnya kita sudah makan. Bayangkan kalau sate dalam kondisi dingin. Selain dagingnya keras, biasanya karena tak ada aroma yang kuat yang menguat. Kita jadi tak begitu tertarik, kecuali dalam kondisi benar-benar kelaparan.

Memanaskan makanan akan memaksimalkan kalori dan nutrisi.

https://cdn.idntimes.com/content-images/post/20171009/food-1246621-960-720-b00ad6887cbdec5b1605230c9d0865b4.jpg

Ternyata, perkara aroma bukan satu-satunya alasan lho. Memanaskan makanan artinya memaksimalkan kalori dan nutrisi yang tidak bisa kita dapatkan jika makanan dalam kondisi mentah. Otak kita sesungguhnya sangat rakus terhadap kalori. Itu sebabnya makanan panas diasosiasikan dengan kebutuhan kalori yang dikirim dari otak. Itulah yang menggerakkan kita untuk cenderung memilih makanan panas ketimbang dingin.

Dalam kasus makanan yang kaya lipid atau lemak, semakin dekat lemak dengan titik leleh maka akan mudah dicerna. Begitu pula dengan pati. Tetapi para ahli sepakat bahwa alasan yang kedua ini tidak begitu kuat mempengaruhi otak kita, seperti yang bagaimana aroma makanan lakukan terhadap otak dan sistem syaraf tubuh kita.

Hmm, meskipun begitu, ada orang-orang yang lebih suka makan nasi dingin daripada yang panas. Kalau kamu, tipikal yang mana nih?

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Sophia Marie
EditorSophia Marie
Follow Us