ilustrasi yaksik (tasteatlas.com)
Ada legenda menarik dan populer tentang terciptanya yaksik. Dilansir Korea.net, legenda yaksik dimulai sekitar 1.500 tahun yang lalu. Yaksik termaktub di dalam buku Memorabilia Tiga Kerjaan atau Samguk Yusa, buku kumpulan sejarah tidak resmi yang ditulis oleh Biksu Iryeon pada zaman Kerajaan Goryeo.
Ketika itu Raja Silla ke-21, Raja Soji, piknik ke Jeongwol Daeboreum lalu bertemu seekor burung gagak dan tikus. Tikus tersebut menyuruh Sang Raja untuk mengikuti burung gagak. Karena merasa aneh, sang raja menyuruh pelayannya untuk mengikuti burung gagak.
Burung gagak membawa pelayan ke sebuah kolam dan kemudian seorang lelaki tua muncul dari kolam. Dia memberikan amplok kepada pelayan itu yang di atasnya tertulis, “dua orang akan mati jika kamu membuka ini. Jika kamu tidak membukanya, hanya satu orang yang akan mati.”
Pada awalnya, raja berpikir akan lebih baik jika amplop tersebut tidak dibuka, karena itu hanya akan mengorbankan nyawa satu oran. Namun, dia berubah pikiran ketika pelayan raja mengatakan jika satu orang yang dimaksud di amplop itu bisa jadi merujuk pada raja sendiri. Akhirnya, raja membuka amplop itu dan menemukan sebuah surat yang berbunyi, “Kembalilah ke istana dan tembakkan anak panah ke dalam kotak yang berisi gitar bersenar enam."
Raja mengikuti instruksi surat itu. Raja pun menembakkan anak panah ke dalam kotak dan dia menemukan dua orang di belakangnya mati kehabisan darah. Dua orang tersebut adalah seorang biksu dan selir bersembunyi di balik kotak, siap membunuh raja.
Raja kemudian menetapkan Jeongwol Daeboreum setiap tahun sebagai hari yang mana masyarakat harus berterima kasih kepada burung gagak karena telah menyelamatkan nyawa raja. Raja memerintahkan masyarakat untuk membuat upacara dan memasak makanan untuk burung gagak yang terbuat dari nasi, kacang kastanye, dan jujube, makanan yang disukai burung tersebut.