Selanjutnya, ada cheesy fish bite yang mungkin sudah banyak restoran cepat saji menawarkan menu serupa. Rasanya creamy, gurih, dan empuk.
Terakhir, untuk minumannya yang masih membuat kami penasaran. Sekilas, rasanya seperti lemon tea merek Lipton. Namun, warna hitamnya masih menjadi misteri. Secara inovasi, menu baru ini patut diapreasiasi, karena menyajikan hal baru.
Sayangnya menu es krimnya belum siap untuk daerah Surabaya Barat.
Secara keseluruhan, penulis merasa lebih suka versi original dan pedasnya. Menurut penulis, rasa Richeese Black cenderung hambar. Mereka hanya mengandalkan saus hitam sebagai daya tarik utamanya. Padahal, rasa saus hitamnya sendiri agak nanggung.
Minumannya pun lebih segar yang Pink Lava. Kalau Richeese Black Lava, rasanya tak jauh berbeda dengan lemon tea.
Lain halnya dengan kentang hitamnya. Menurut penulis, masih layak untuk dibeli. Porsinya lumayan banyak dan bubuk hitamnya lebih terasa dibandingkan saus hitamnya.
Pelanggan lainnya, Rehuel Willy Aditama berkata, "Manisnya (saus) kurang pas dengan makanan panas. Kalau aku sih lebih cocok dengan saus cokelat KFC, meskipun sama-sama kurang enak."
Tampaknya, perpaduan rasa pedas dan kejunya masih menjadi daya tarik utama Richeese Factory. Rasanya lebih nendang dibanding Richeese Black.
Nah, sebagian orang, termasuk penulis, menganggap Richeese Black belum dapat menyamai kenikmatan signatured menu tersebut. Namun, kembali lagi pada selera masing-masing. Bisa jadi kamu justru menyukai versi black ini.
Kamu sendiri sudah cobain, belum? Menurut kamu, mana yang lebih enak? Tulis pendapatmu di kolom komentar ya!