Tips Memilih Makanan Sehat dan Keamanan Pangan di Tengah Pandemik

Nuri Andarwulan menjelaskan memilih makanan sehat saja gak cukup, kita juga harus mengonsumsi makanan dengan gizi yang seimbang.

"Mengonsumsi makanan bergizi seimbang bertujuan membuat tubuh siap terhadap infeksi, seperti virus atau bakteri. Sebenarnya ini bukan hal yang baru, tapi akan jadi kebiasaan yang baru," kata Anas. 

Kita juga perlu mengonsumsi beberapa makanan yang mengandung vitamin untuk mendukung kekebalan tubuh kita. Misalnya makanan yang mengandung vitamin E seperti buah kiwi, alpukat, sayuran hijau ikan, dan telur. 

Selain itu, makanan yang mengandung vitamin C, seperti jeruk, stroberi, brokoli, dan lainnya, juga diperlukan. Makanan beragam dengan gizi seimbang akan mendukung kekebalan tubuh kita.

Ia juga memperkenalkan lima kunci keamanan pangan yang perlu diterapkan. Hal pertama adalah membersihkan semua makanan yang kita dapatkan sebelum dikonsumsi, karena kita tidak pernah tahu apakah ada droplet atau tetesan yang menempel di makanan tersebut. Selain itu, harus cuci tangan sebelum mengolah makanan dan sebelum makan. 

Selanjutnya, memisahkan bahan makanan mentah dan yang sudah dimasak. Sebab, bahan makanan mentah bisa menjadi sumber bahaya mikroba yang menjadi penyebab penyakit. Jadi, disarankan untuk selalu dipisahkan.

Kita juga harus memisahkan peralatan masak, seperti pisau dan talenan, untuk memotong bahan makanan mentah dan matang. 

Dalam mengolah makanan, kita juga harus memperhatikan suhu yang digunakan saat memasak. Suhu menjadi hal yang penting karena dapat membunuh mikroorganisme.

Ada beberapa suhu yang perlu diperhatikan, seperti suhu paling rendah untuk memasak ikan atau daging adalah 63 derajat Celcius. Sedangkan, untuk mengolah produk panggang harus mencapai suhu 70 derajat Celsius.

Jika ada makanan sisa, upayakan mencapai suhu minimal 74 derajat Celsius saat dipanaskan. Sedangkan jika memanggang unggas atau hewani, harus menggunakan suhu 80 derajat Celsius.

Kunci terakhir dalam kemanan pangan adalah menyimpan makanan sesuai dengan suhu aman yang dianjurkan. Makanan dingin harus disimpan pada suhu dingin di kulkas, tepatnya dibawah 4,4 derajat Celsius.

Sedangkan untuk makanan frozen food, sebaiknya disimpan di suhu beku yang ideal yakni -18 derajat Celsius.

Anas Noor Wahid menganjurkan sebagai konsumen kita wajib untuk melihat kondisi label dari suatu makanan. "Untuk memastikan bahwa produk masih baru, apakah makanan ini sesuai sama apa yang diperlukan, karena kita bisa melihat kandungan komposisinya," jelasnya. 

Baca label produk dengan cermat, pastikan kemasan dalam kondisi baik, perhatikan tanggal kedaluwarsa, serta pastikan memiliki izin edar dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). 

Membeli makanan secara online semakin digemari banyak orang selama pandemik ini. Ketika makanan sampai di rumah, sebagian orang akan menyemprot kemasan tersebut dengan disinfektan untuk menjaga kebersihan.

Padahal hal ini sebenarnya gak perlu dilakukan, seperti yang dijelaskan oleh Nuri Andarwulan. "Sebenarnya gak perlu menyemprot disinfektan, karena jika pengemasannya sudah double atau sudah tertutup rapat. Yang penting kita cuci tangan, lalu pindahkan ke piring dan alat makan yang bersih. Gak perlu paranoid," jelasnya.

Ia pun melanjutkan, "Karena studi di Amerika menyebut, penularan COVID ini utamanya dari orang ke orang, seperti droplet atau tetesan kecil. Tetapi, jika jatuh ke benda itu penularannya rendah, selama kita tetap menjaga kebersihan," ungkapnya. 

Itulah beberapa penjelasan mengenai hal-hal penting yang perlu diketahui tentang kesehatan dan kemanan pangan. Semoga info kali ini dapat membantu kita untuk sadar terhadap kesehatan di tengah pandemik. Staf safe and stay healthy, ya!

Download aplikasi cari resep Yummy App untuk mendapatkan beragam referensi resep masakan sesuai dengan selera kamu, lengkap dengan cara memasaknya hanya di Google Play Store dan App Store.