Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi babka (pexels.com/Timi Keszthelyi)
ilustrasi babka (pexels.com/Timi Keszthelyi)

Babka adalah roti manis asal Eropa Timur yang kini populer di seluruh dunia berkat teksturnya yang lembut dan swirl isiannya yang menggoda. Biasanya babka diisi dengan cokelat, kayu manis, atau selai, lalu dipilin sehingga menghasilkan motif swirl indah saat dipotong. Keunikan inilah yang membuat babka bukan hanya enak disantap, tapi juga memanjakan mata.

Namun, banyak orang kesulitan saat membuat babka karena swirl yang dihasilkan sering kali berantakan. Alih-alih membentuk pola cantik, adonan justru melebar atau isiannya bocor ke mana-mana. Padahal, dengan teknik yang tepat, kamu bisa menghasilkan swirl rapi yang membuat babka terlihat elegan layaknya buatan bakery terkenal.

Kalau kamu ingin membuat babka yang swirl-nya rapi dan cantik, ada beberapa trik yang perlu diperhatikan sejak awal. Yuk, simak tipsnya berikut ini!

1. Gunakan adonan roti yang elastis dan mudah dibentuk

ilustrasi uleni adonan (freepik.com/freepik)

Dasar dari babka yang rapi adalah adonan roti yang elastis dan bisa digulung dengan baik. Untuk mendapatkannya, pastikan kamu menguleni adonan hingga kalis elastis dengan teknik windowpane test, yaitu saat adonan bisa ditarik tipis tanpa robek. Adonan yang terlalu lembek akan sulit dipilin, sementara adonan yang keras akan mudah pecah saat dibentuk.

Selain itu, gunakan campuran tepung protein tinggi agar adonan lebih kokoh. Tambahkan juga susu dan mentega ke dalam adonan untuk memberi kelembutan sekaligus memperkaya rasa. Jangan lupa untuk membiarkan adonan mengembang dengan waktu fermentasi yang cukup agar hasilnya lebih empuk.

Dengan adonan yang lentur, kamu bisa menggulung isi dengan mudah dan menghasilkan swirl yang rapi saat dipotong. Jadi, jangan buru-buru saat menguleni karena tahap ini menentukan hasil akhir babka kamu.

2. Dinginkan adonan sebelum diisi dan digulung

ilustrasi diamkan adonan (commons.wikimedia.org/Nicolo)

Banyak orang langsung mengisi adonan setelah diuleni, padahal membiarkan adonan dingin lebih dulu akan sangat membantu proses penggulungan. Adonan yang dingin lebih kokoh sehingga lebih mudah dipotong dan dipilin. Jika terlalu lembek, adonan akan menempel di mana-mana dan membuat isiannya berantakan.

Kamu bisa menyimpan adonan di dalam kulkas selama minimal 1–2 jam sebelum diisi. Teknik ini membuat adonan lebih stabil dan memudahkanmu mengatur ketebalan gulungan. Hasil akhirnya swirl terlihat lebih jelas dan gak belepotan.

Selain memudahkan, mendinginkan adonan juga membantu menjaga kelembapan roti sehingga teksturnya tetap lembut setelah dipanggang. Jadi, jangan lewati langkah sederhana ini kalau kamu ingin swirl babka-mu rapi.

3. Jangan terlalu banyak mengisi adonan dengan bahan isian

ilustrasi tambahkan cokelat (freepik.com/freepik)

Swirl babka yang cantik justru bisa rusak jika isiannya terlalu banyak. Meski menggoda untuk menambahkan banyak cokelat atau selai, hal ini bisa membuat adonan bocor saat digulung. Selain itu, isian berlebih akan keluar saat proses pemotongan, sehingga membuat swirl tampak berantakan.

Kuncinya adalah menggunakan isian secukupnya dengan olesan tipis tapi merata di seluruh permukaan adonan. Pastikan juga isiannya tidak terlalu cair, karena tekstur cair akan menyulitkan proses penggulungan. Untuk cokelat, gunakan pasta cokelat atau campuran cokelat dan mentega agar tetap kental.

Dengan jumlah isian yang pas, swirl yang terbentuk akan terlihat jelas dan rapi. Selain itu, kamu tetap bisa menikmati rasa manis gurih babka tanpa khawatir teksturnya jadi berantakan.

4. Potong gulungan dengan rapi sebelum dipilin

ilustrasi adonan sesudah dipotong (commons.wikimedia.org/Joy)

Setelah menggulung adonan dengan isian, langkah berikutnya adalah memotong gulungan menjadi dua bagian memanjang. Potongan ini akan memperlihatkan swirl di dalamnya, lalu kedua bagian dipilin agar motif terlihat indah. Gunakan pisau tajam yang sudah dioles tipis mentega agar adonan tidak sobek.

Potong perlahan dengan gerakan satu arah untuk menjaga agar lapisan isian tetap menempel di dalam adonan. Setelah dipotong, segera lakukan proses pilin agar adonan tidak melebar atau kehilangan bentuk. Jangan terlalu kencang memilin karena bisa merusak lapisan swirl, cukup rapat tapi tetap ada ruang untuk mengembang.

Tahap pemotongan ini memang menentukan keindahan swirl babka. Jika dilakukan dengan sabar, hasil akhirnya akan terlihat profesional dan sangat menggugah selera.

5. Panggang dengan suhu stabil agar swirl tetap terlihat jelas

ilustrasi adonan sesudah di oven (pexels.com/Geraud pfeiffer)

Suhu oven juga berperan penting untuk menjaga bentuk swirl babka. Jika suhu terlalu tinggi, adonan bisa mengembang cepat dan membuat pola swirl jadi melebar. Sebaliknya, jika terlalu rendah, babka bisa bantat dan swirl terlihat pucat. Suhu ideal biasanya berkisar antara 170–180 derajat Celsius.

Sebelum memanggang, pastikan babka sudah diberi waktu proofing kedua agar mengembang dengan baik. Oleskan sedikit egg wash di permukaan untuk memberi kilau cantik setelah dipanggang. Jika suka, kamu juga bisa menambahkan simple syrup setelah matang untuk membuat babka lebih lembap.

Dengan memanggang pada suhu yang stabil, swirl akan tetap rapi dan tekstur roti lembut. Hasilnya, babka terlihat cantik sekaligus enak disantap kapan saja.

Membuat babka dengan swirl rapi memang membutuhkan kesabaran dan perhatian pada detail kecil. Mulai dari adonan yang elastis, pendinginan sebelum digulung, jumlah isian yang pas, cara memotong yang tepat, hingga suhu memanggang yang stabil, semuanya berpengaruh pada hasil akhir. Dengan mengikuti tips ini, kamu bisa menghasilkan babka swirl cantik ala bakery profesional yang bikin siapa pun terpesona saat melihatnya. Jadi, jangan ragu untuk mencoba dan nikmati hasil kreasimu sendiri di rumah!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team