Fakta Klappertaart, Camilan Khas Manado yang Meleleh di Lidah
Satu suapan bikin candu!
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Manado dengan segudang kuliner, seringnya tak pernah mengecewakan lidah. Selalu ada jejak rasa yang tertinggal dalam ingatan sehingga membuat raga ingin kembali menikmati kuliner khas Manado.
Salah satu kuliner Manado yang sukses membuat kita gagal move on adalah penganan klapertart. Dibalik kehebatannya membolak balikkan perasaan si penikmat, berikut fakta klappertaart yang belum diketahui.
1. Peninggalan Belanda yang tertinggal di Minahasa
Sebagai kota bekas penjajahan Belanda, Manado punya cerita yang panjang di balik kelezatan cemilan khasnya. Salah satu yang punya cerita tersebut adalah kabupaten Minahasa. Dengan tangan terbuka, masyarakat Minahasa menerima 'harta karun' berupa resep klappertaart yang diperkenalkan oleh pedagang Belanda.
Mungkin kita heran mengapa mereka sangat terbuka sekali pada budaya luar, bahkan pada negara yang menjajahnya. Rupanya Manado memang dikenal dengan toleransinya yang tinggi terhadap budaya lain. Sehingga kalau kita perhatikan baik-baik, tidak hanya klappertaart yang diwariskan kepada Manado, budaya pesta, arsitektur rumah, kuliner sampai nama anak pun juga 'tertular' dari Belanda.
Baca Juga: 5 Resep Bumbu Legendaris Khas Manado, Bikin Masakanmu Spesial
Baca Juga: 10 Makanan Khas Manado yang Layak Kamu Coba, Siap Menggoyang Lidahmu
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.