Membuat pizza homemade menjadi tren yang semakin digemari, terutama untuk menciptakan rasa yang personal dan berkualitas. Salah satu tantangan terbesar adalah membuat adonan yang tipis sempurna dengan pinggiran yang renyah. Tekstur ini sangat diidamkan karena memberikan kontras yang nikmat antara bagian tengah yang lembut dan tepian yang garing.
Dengan teknik yang tepat, kamu bisa menghasilkan pizza ala restoran profesional di dapur sendiri. Artikel ini akan mengungkap lima kunci utama untuk mencapainya. Mari kita simak tips-tips praktis berikut ini!
5 Tips Membuat Pizza Dough Homemade yang Tipis dan Pinggiran Krispi

Intinya sih...
Tepung protein tinggi membentuk jaringan gluten elastis untuk adonan tipis dan pinggiran kokoh.
Proses autolisis meningkatkan elastisitas adonan, memudahkan pengulenan, dan mengurangi risiko over-kneading.
Fermentasi dingin selama 24-48 jam di kulkas menghasilkan tekstur renyah dengan gelembung gas merata.
1. Tepung protein tinggi membentuk jaringan gluten yang elastis
Gunakan tepung protein tinggi seperti bread flour untuk kekuatan gluten yang optimal. Gluten yang kuat akan membentuk jaringan elastis, mendukung tekstur tipis dan pinggiran yang kokoh. Tepung jenis ini menyerap air lebih baik sehingga adonan lebih stabil.
Hindari menggunakan tepung serbaguna yang proteinnya lebih rendah. Tepung protein rendah cenderung menghasilkan adonan yang mudah robek saat ditipiskan. Hasil akhirnya pun kurang mampu membentuk crust yang renyah dan mengembang baik.
2. Proses autolisis meningkatkan elastisitas dan kekuatan adonan
Campurkan tepung dan air saja lalu diamkan (rest) selama 20-30 menit sebelum menambahkan ragi dan garam. Proses autolisis ini memungkinkan tepung menyerap air secara merata dan gluten mulai terbentuk dengan sendirinya. Hal ini membuat adonan lebih mudah diuleni dan lebih elastis.
Dengan autolisis, kamu memerlukan waktu menguleni yang lebih singkat sehingga mengurangi risiko over-kneading. Adonan akan menjadi lebih halus, kuat, dan tidak mudah menyusut saat dibentuk. Ini adalah fondasi untuk adonan yang bisa ditipiskan maksimal.
3. Fermentasi dingin menghasilkan tekstur yang optimal
Fermentasi dingin (cold fermentation) di kulkas selama 24-48 jam adalah rahasia terbesar. Proses lambat ini mengembangkan rasa yang kompleks dan memperkuat struktur gluten. Adonan menjadi sangat lentur dan mudah dibentuk tipis.
Fermentasi panjang juga menciptakan gelembung gas yang lebih kecil dan merata. Saat dipanggang, pinggiran adonan akan mengembang sempurna dan menghasilkan tekstur renyah di luar serta berongga lembut di dalam. Jangan terburu-buru dengan fermentasi suhu ruang yang singkat.
4. Pengerjaan adonan yang lembut menjaga struktur dan gelembung gas
Setelah fermentasi, jangan menguleni adonan lagi agar gelembung gas alami tidak rusak. Cukup bagi adonan, bulatkan, dan istirahatkan sebentar sebelum ditipiskan. Gunakan ujung jari untuk meratakan bagian tengah, bukan menggunakan rolling pin di seluruh bagian.
Biarkan pinggiran (cornicione) tetap lebih tebal dengan tidak menekan bagian tepinya. Regangkan adonan dengan tangan secara hati-hati dan gunakan gravitasi dengan menggantungkan adonan untuk mendapat ketipisan maksimal. Teknik ini menjaga integritas pinggiran untuk mengembang renyah.
5. Suhu oven yang ekstrem menciptakan kerenyahan yang optimal
Panaskan oven dan loyang atau batu pizza (pizza stone) pada suhu maksimal (250°C atau lebih tinggi) setidaknya 30 menit sebelum memanggang. Permukaan panas ekstrem akan langsung mengembang dan mengeringkan permukaan adonan, menciptakan kerenyahan instan.
Panggang pizza di rak oven bagian paling bawah untuk panas bawah yang optimal. Waktu pemanggangan yang singkat dalam suhu tinggi mencegah adonan menjadi keras seperti kerupuk dan mempertahankan kelembaban sekaligus kerenyahan yang ideal di pinggirannya.
Gimana, nggak terlalu ribet, kan? Lima tips di atas bisa langsung kamu coba praktikkan akhir pekan ini. Jangan lupa share hasil pizza dough tipis dan krispi-mu, ya!