Ada beberapa kekurangan yang bisa terlihat dalam penelitian tersebut. Dilansir Medical News Today, penelitian ini sebenarnya tak memberikan bukti konkret mengenai kegunaan kopi untuk ginjal.
Dokter Kalie dan Chirag mengatakan bahwa kelemahan fatal dalam penelitian tersebut adalah penggunaan kuesioner frekuensi makanan. Metode ini lebih mengandalkan ingatan para partisipan sehingga memengaruhi akurasi, padahal pengukuran langsung konsumsi kopi kemungkinan besar lebih akurat.
"Tambahan susu, setengah krimer dan setengah susu, krimer, gula, dan pemanis juga bisa memengaruhi hasil, sehingga harus diteliti lebih dalam," tulis Dr. Kalie dan Dr. Chirag.
Selain itu, mereka juga mengatakan bahwa teh dan soda yang juga mengandung kafein juga bisa memengaruhi hasil penelitian. Keterbatasan lainnya adalah pencantuman insiden gagal ginjal akut yang terbatas pada kasus rawat inap.
ilustrasi minum kopi (pexels.com/Los Muertos Crew)
Pada akhirnya, penelitian ini ada sebagai bukti bahwa konsumsi kopi baik untuk ginjal. Berapa takarannya? Berapa pun, tetapi 2–3 cangkir kopi adalah yang direkomendasikan untuk benar-benar merasakan efeknya dibanding yang tak mengonsumsi sama sekali.
Kabar baiknya, takaran tersebut setidaknya masih masuk ke pedoman BPOM AS (FDA) mengenai rekomendasi asupan kafein, 400–500mg/hari (4–5 cangkir kopi). Akan tetapi, pastikan kamu tak sensitif terhadap kafein, dan jangan terlalu berlebihan atau kamu malah merasakan efek negatif, bukan positif!