ilustrasi alat kontrasepsi (pexels.com/Pixabay)
Alasan utama mengapa banyak kontrasepsi hormonal mungkin kurang efektif bagi orang yang mengalami obesitas adalah karena cara tubuh memproses dan memetabolisme hormon-hormon ini. Peningkatan lemak tubuh dapat memengaruhi kadar hormon dan berapa lama hormon tersebut berada dalam aliran darah. Selain itu, distribusi hormon-hormon ini dapat berubah, yang berpotensi menyebabkan penurunan efektivitas dalam mencegah kehamilan.
Selain efektivitas yang berkurang, kontrasepsi hormonal tertentu dapat meningkatkan risiko efek samping bagi orang dengan obesitas, seperti pembekuan darah, tekanan darah tinggi, dan masalah kardiovaskular. Inilah sebabnya mengapa dokter dan bidan akan sangat berhati-hati saat meresepkan metode ini kepada pasien obesitas.
Kabar baiknya, bagi orang dengan obesitas, masih tersedia pilihan kontrasepsi yang efektif dan aman:
- Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR). AKDR hormonal dan nonhormonal sama-sama efektif untuk individu dengan berat badan berapa pun. Alat ini bekerja dengan mencegah sperma membuahi sel telur dan memiliki risiko efek samping yang lebih rendah dibandingkan dengan beberapa metode hormonal.
- Metode penghalang. Kondom, baik untuk pria maupun wanita, merupakan metode kontrasepsi yang efektif dan nonhormonal yang cocok untuk semua tipe tubuh. Kondom juga menawarkan manfaat tambahan berupa perlindungan terhadap infeksi menular seksual (IMS).
- Sterilisasi. Bagi mereka yang yakin tidak ingin hamil lagi, sterilisasi merupakan metode kontrasepsi permanen yang efektif bagi individu dengan berat badan berapa pun.
Bagi orang dengan obesitas, penting untuk memilih metode kontrasepsi yang sesuai dengan tipe tubuh dan profil kesehatan. Meskipun beberapa metode hormonal mungkin kurang efektif atau memiliki risiko yang lebih tinggi, tetapi masih tersedia pilihan alternatif yang andal. Berkonsultasi dengan penyedia layanan kesehatan adalah cara terbaik untuk menemukan metode kontrasepsi yang aman dan efektif yang memenuhi kebutuhan individu.