Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi pria yang mentalnya terganggu (pexels.com/cottonbro)

Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization menyebutkan, antara 76 hingga 85 persen orang yang memiliki gangguan mental di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah tidak mendapatkan pengobatan. Padahal, selayaknya penyakit fisik, gangguan mental juga perlu ditangani dengan serius.

Selain tindakan medis, perhatian dan dukungan sosial juga sangat penting untuk dapat mengobati gangguan mental. Berikut ini di antaranya gangguan mental yang minim perhatian di mata masyarakat, ketahui faktanya agar tidak lagi menganggapnya sepele. 

1. Anoreksia

ilustrasi orang dengan anoreksia (parkview.com)

Anoreksia adalah gangguan mental, juga termasuk salah satu jenis gangguan makan (eating disorder), kondisi saat penderitanya memiliki ketakutan besar menjadi gemuk. Penderita anoreksia selalu merasa kelebihan berat badan meskipun pada kenyataannya tubuh mereka sangat kurus. 

Beberapa gejala yang ditunjukkan oleh orang dengan anoreksia:

  • Menolak merasa lapar dan menghindari makanan
  • Hanya memakan makanan yang memiliki sedikit kalori
  • Mengeluhkan hal-hal terkait berat badan
  • Memotong makanan menjadi bagian-bagian kecil
  • Berulang kali menimbang berat badan dan sering bercermin memeriksa diri

Pembatasan asupan makanan yang dilakukan penderita anoreksia akan menimbulkan dampak buruk bagi tubuh. Mulai dari dehidrasi, periode menstruasi berhenti, otot semakin melemah, pengeroposan tulang, detak jantung yang kurang dari normal, hingga kematian.

Merujuk artikel ilmiah Excess Mortality, Causes of Death and Prognostic Factors in Anorexia Nervosa, anoreksia berada di urutan kedua penyebab kematian tertinggi setelah bunuh diri.

Kemudian, menurut keterangan laman WebMD, anoreksia biasanya ditemukan pada remaja dan perempuan. Faktor psikologis, lingkungan, dan sosial menjadi penyebab potensial yang berkontribusi terhadap anoreksia, tetapi untuk sebab utama anoreksia sampai saat ini belum dapat diidentifikasi oleh para peneliti.

2. Autisme

Editorial Team

Tonton lebih seru di