Nasi putih adalah makanan pokok masyarakat Indonesia. Tanpa nasi, kita merasa ada yang hilang dan perut pun kurang kenyang.
Nasi biasa disajikan dengan lauk-pauk dan sayuran. Selain itu, nasi juga bisa diolah menjadi nasi kuning, nasi goreng, nasi uduk dan lain sebagainya.
Namun, makanan yang kita konsumsi sehari-hari ini ternyata menyimpan bahaya tersembunyi. Mari mengulas kerugian makan nasi putih berdasarkan sudut pandang ilmiah, yuk!
Bila dibandingkan dengan nasi dari beras merah, nasi putih memiliki lebih sedikit serat. Serat pada nasi putih hanya 0.9 gram per 100 gram, sementara serat pada nasi merah berjumlah dua kali lipatnya, yakni 1.8 gram. Selain itu, kalori dan karbohidrat nasi putih lebih besar dari nasi merah, ungkap laman Healthline.
Sementara itu nasi putih memiliki vitamin dan mineral yang lebih rendah daripada nasi merah. Namun, kandungan zat besi dan folatnya lebih tinggi. Kesamaan di antara keduanya adalah sama-sama bebas gluten dan aman bagi penderita penyakit seliaka.
Nasi putih memiliki skor indeks glikemik yang lebih tinggi dan dikaitkan dengan risiko diabetes tipe 2. Indeks glikemik adalah ukuran seberapa cepat tubuh mengubah karbohidrat menjadi gula yang akan diserap ke aliran darah, jelas laman Healthline.
Beras putih memiliki indeks glikemik 64, sementara beras merah memiliki indeks glikemik 55. Makanan dengan indeks glikemik rendah lebih baik bagi penderita diabetes. Sementara, makanan dengan indeks glikemik tinggi akan membuat lonjakan pada kadar gula darah. Kamu harus bijak untuk memilih, ya!
Tahukah kamu, apa itu sindrom metabolik? Ini merupakan sebutan untuk sekelompok faktor risiko yang dapat meningkatkan risiko masalah kesehatan, seperti penyakit jantung, stroke dan diabetes tipe 2.
Berdasarkan penelitian, orang yang rutin mengonsumsi nasi putih berisiko tinggi mengalami sindrom metabolik, khususnya pada orang Asia yang terbiasa makan nasi.
Faktor risiko sindrom metabolik antara lain tekanan darah tinggi, kadar trigliserida tinggi, garis pinggang yang besar dan kadar kolesterol baik (HDL) yang rendah, ujar laman Healthline. Sementara itu, konsumsi nasi merah dikaitkan dengan risiko sindrom metabolik yang lebih kecil dari konsumsi nasi putih.
Beberapa orang bilang, kalau sedang diet, hindari makan nasi putih dan perbanyak sayuran serta buah-buahan. It's kinda true. Berdasarkan penelitian yang melibatkan 10.000 orang Korea berusia dewasa, ditemukan bahwa konsumsi nasi putih secara rutin diasosiasikan dengan obesitas, terang laman Healthline.
Ini karena nasi memiliki karbohidrat dan kalori yang tinggi, sehingga bisa meningkatkan berat badan. Dalam 100 gram nasi putih, ada 130 kalori dan 28 gram karbohidrat. Jangan khawatir, kamu tetap bisa memenuhi kebutuhan karbohidrat harian. Cukup ganti nasi putih dengan kentang, ubi, atau jagung. Dalam kurun waktu tertentu dan diimbangi dengan gaya hidup sehat, risiko menjadi gemuk akan lebih rendah.
Percaya gak kalau nasi putih bisa mengandung arsenik? Jawabannya: bisa banget! Padi yang ditanam di daerah tertentu ada yang terkontaminasi arsenik. Padahal, zat arsenik tinggi berkaitan dengan peningkatan risiko kanker, penyakit jantung dan diabetes tipe 2, ungkap laman Healthline.
Arsenik juga beracun pada sistem saraf dan bisa memengaruhi fungsi otak. Biasanya, bagian yang tercemar arsenik adalah tanah dan air. Lalu, arsenik akan diserap oleh tanaman padi dan dikonsumsi oleh manusia setelahnya. Perhatikan di mana kamu membeli beras dan pilih produsen beras yang kredibel dan meyakinkan.
Nah, itulah 5 bahaya tersembunyi yang ada di dalam nasi putih. Bukan berarti kamu dilarang makan nasi, hanya saja kamu perlu meningkatkan kewaspadaan, ya!