Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi multiple sclerosis (pexels.com/Ivan Samkov)

Multiple sclerosis merupakan penyakit autoimun yang menyerang sistem saraf pusat, yaitu otak dan sumsum tulang belakang. Pada kondisi ini, terjadi demielinasi yaitu kerusakan selubung mielin yang menyebabkan gangguan komunikasi antar sel saraf.

Manifestasi multiple sclerosis terlihat pada penurunan fungsi otak dan otot. Umumnya penderita menjadi lebih mudah lelah, kehilangan keseimbangan, sering merasa pusing, bahkan mengalami penurunan kemampuan kognitif.

Penyebabnya belum diketahui secara pasti. Namun berbagai studi tengah dikembangkan agar segera mencapai titik terang mengenai penyakit ini, sekaligus menguak kebenaran di balik berbagai mitos multiple sclerosis yang banyak beredar di tengah masyarakat.

1. Mitos 1: penderita multiple sclerosis tidak bisa atau tidak boleh banyak bergerak

ilustrasi orang melakukan bed rest (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Memang benar bahwa multiple sclerosis menyerang sistem saraf sensorik di sumsum tulang belakang sehingga menyebabkan anggota gerak penderitanya mengalami mati rasa, kesemutan, serta mudah lelah. Namun para pakar percaya bahwa aktivitas fisik dapat meningkatkan kualitas hidup penderita karena memperlambat gejala disabilitas.

Awalnya para penderita mungkin merasa amat kelelahan. Namun seiring waktu, staminanya meningkat dan rasa lelah pun berkurang signifikan. Ini juga dikonfirmasi melalui studi literatur yang terbit dalam jurnal BMC Neurology pada tahun 2020. Karenanya olahraga rutin sebagai bagian program rehabilitasi sangat disarankan.

Lakukan olahraga yang paling diminati, namun ini juga perlu disesuaikan dengan kapasitas tubuh. Sebaiknya gandeng terapis atau personal trainer yang memahami multiple sclerosis saat berolahraga.

2. Mitos 2: multiple sclerosis tidak menyebabkan rasa sakit

Editorial Team

Tonton lebih seru di