ilustrasi minum kopi (pexels.com/Andrea Piacquadio)
Sudah menjadi fakta umum bahwa minum kopi bisa membuat kita terjaga semalaman, atau ini dikenal dengan insomnia.
Saat kita mengonsumsi minuman dan makanan berkafein, perut dan usus kecil kita dengan cepat menyerap kafein. Menurut penelitian dari jurnal Bentham Science, efek maksimum kafein biasanya terjadi antara 30-60 menit dalam konsumsi, meskipun waktu ini dapat sangat bervariasi antar individu. Setelah diserap, kafein didistribusikan secara efisien ke seluruh tubuh, dan melintasi saluran darah ke otak.
Di dalam otak, kafein memblokir reseptor adenosin. Adenosin adalah senyawa kimia yang bertugas meningkatkan tidur, yang diproduksi di otak selama jam-jam bangun kita. Semakin lama kita terjaga, biasanya adenosin semakin menumpuk di otak. Semakin menumpuk, semakin kita mengantuk. Oleh karena itu, ketika kafein datang menghalangi proses ini, kita akan tetap terjaga.
Menurut penelitian dalam jurnal Science Direct, konsumsi kafein berlebihan dapat menyebabkan gejala insomnia atau memperburuk insomnia yang sudah ada sebelumnya. Mengkonsumsi kafein untuk tetap terjaga di malam hari dapat menyebabkan sulit tidur, kecemasan, sering terbangun di malam hari, dan kualitas tidur yang lebih buruk secara keseluruhan.
Beberapa orang mungkin merasa konsumsi kopi adalah hal yang baik karena dapat membantunya lebih fokus untuk menyelesaikan banyak hal. Namun, beberapa lainnya justru merasa terganggu karena dapat meningkatkan kecemasan, menimbulkan migrain, sakit perut hingga kesulitan untuk tidur yang akhirnya mengganggu aktivitas lain di esok harinya. Jadi, sadari mulai sekarang, apakah kamu termasuk orang yang cocok untuk minum kopi atau tidak?