ilustrasi sakit kepala (pexels.com/Andrea Piacquadio)
Dilansir Drugs, abciximab dapat menyebabkan beberapa efek samping, tetapi biasanya sifatnya ringan. Meski begitu, penting untuk memberi tahu dokter segera seandainya mengalami efek samping yang parah, mengganggu, atau tak kunjung hilang.
Sejumlah efek samping ringan yang bisa terjadi meliputi sakit punggung, sakit perut atau muntah, dan sakit kepala.
Walau jarang terjadi, beberapa orang berpotensi mengalami efek samping yang fatal dan mematikan. Adapun gejala efek samping parah tersebut dapat berupa:
- Tanda-tanda reaksi alergi, seperti ruam, gatal-gatal, kulit merah, bengkak, melepuh, atau kulit mengelupas yang bisa disertai dengan atau tanpa demam, mengi, sesak di dada atau tenggorokan, sulit bernapas, menelan, atau berbicara, suara serak yang tidak biasa, pembengkakan pada mulut, wajah, bibir, lidah, atau tenggorokan.
- Tanda-tanda pendarahan seperti muntah atau batuk darah, muntah yang terlihat seperti bubuk kopi, adanya darah dalam urine, tinja berwarna hitam, merah, atau lembek, adanya pendarahan dari gusi, pendarahan vagina yang tidak normal, memar tanpa sebab atau memar yang semakin membesar, pendarahan yang tidak bisa berhenti.
- Kelemahan pada satu sisi tubuh, kesulitan berbicara atau berpikir, perubahan keseimbangan, terkulai di satu sisi wajah, atau penglihatan menjadi kabur.
- Sakit kepala yang sangat parah.
- Pusing yang sangat parah hingga bisa akibatkan pingsan.
- Nyeri dada atau rasa seperti tekanan di dada.
- Merasa sangat lelah atau lemah.
Itulah informasi seputar obat injeksi abciximab. Obat ini biasanya cuma diberikan di rumah sakit, tidak bisa disimpan di rumah. Abciximab digunakan untuk mencegah pembekuan darah selama episode nyeri dada atau serangan jantung.
Informasi yang dipaparkan di atas merupakan ringkasan, dan mungkin tidak mencakup informasi lengkap. Bila punya pertanyaan seputar obat ini, harap konsultasikan dengan dokter atau apoteker.