Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi mata (unsplash.com/Marc Schulte)

Retina adalah selaput peka cahaya yang berada di bagian belakang mata. Ketika cahaya melewati mata, maka lensa memfokuskan gambar pada retina, lalu retina mengubah gambar menjadi sinyal yang dikirim ke otak melalui saraf optik. Retina bekerja dengan kornea, lensa, dan bagian mata lain serta otak untuk menciptakan penglihatan normal.

Namun, ketika retina terpisah dari bagian belakang mata, ini mengakibatkan hilangnya penglihatan sebagian atau total, tergantung pada seberapa banyak retina yang terlepas. Kondisi ini disebut dengan ablasi retina.

Ablasi retina (juga dikenal sebagai ablasio retina atau retinal detachment) memisahkan sel retina dari lapisan pembuluh darah yang menyediakan oksigen dan juga nutrisi. Ablasi retina biasanya hanya terjadi pada salah satu mata. Bila tidak secepatnya diobati, maka akan makin besar risiko kehilangan penglihatan permanen pada mata yang terkena, seperti dilansir Mayo Clinic.

Untuk mewaspadai kondisi yang termasuk dalam keadaan darurat medis ini, berikut deretan fakta seputar penyakit mata ablasi retina yang perlu kamu ketahui.

1. Jenis ablasi retina berdasarkan penyebabnya

ilustrasi ablasi retina (advancedretinaassociates.com)

Ablasi retina terjadi saat lapisan ini ditarik dari posisi normalnya. Terkadang, ada air mata kecil di retina. Ini juga bisa menyebabkan retina terlepas.

Ablasi retina terdiri dari tiga jenis berdasarkan penyebabnya, yaitu:

1. Ablasi retina regmatogen (rhegmatogenous)

Ini merupakan jenis yang paling umum yang disebabkan oleh lubang atau robekan di retina, yang memungkinkan cairan melewati dan terkumpul di bawah retina, dan menarik retina menjauh dari jaringan di bawahnya. Selain itu, area di mana retina terlepas akan kehilangan suplai darahnya dan berhenti bekerja, sehingga menyebabkan kehilangan penglihatan.

Penyebab paling umum jenis ini adalah penuaan. Seiring bertambahnya usia, bahan seperti gel yang mengisi bagian dalam mata (vitreous) bisa berubah konsistensi dan menyusut atau menjadi lebih cair.

Biasanya, vitreous terpisah dari permukaan retina tanpa komplikasi. Ini kondisi umum yang disebut dengan posterior vitreous detachment (PVD). Salah satu komplikasi dari pemisahan ini yaitu robekan. Ketika vitreous memisahkan atau mengelupas retina, maka vitreous bisa menarik retina dengan kekuatan yang cukup untuk membuat retina robek. Jika tidak segera ditangani, cairan vitreous bisa melewati robekan ke dalam ruang di belakang retina dan menyebabkan retina terlepas. 

2. Ablasi retinal traksional (tractional)

Jenis ini bisa terjadi saat jaringan parut tumbuh di permukaan retina, menyebabkan retina menjauh dari bagian belakang mata. Ablasi retinal traksional biasanya terlihat pada pasien diabetes yang tidak terkontrol atau kondisi medis lain.

3. Ablasi retinal eksudatif (exudative)

Pada jenis ini, cairan menumpuk di bawah retina, tetapi tidak ada lubang atau robekan di retina. Jenis ini bisa disebabkan oleh degenerasi makula terkait usia, cedera mata, gangguan inflamasi, atau tumor.

2. Faktor risiko

Editorial Team

Tonton lebih seru di