Kamu sedang berdiri di tepi sebuah balkon tinggi, angin berembus pelan, tetapi tanganmu mulai berkeringat. Jantung berdegup kencang, kaki terasa lemas, dan napas mulai tersengal. Padahal kamu cuma berdiri diam.
Bagi sebagian orang, ini hanyalah momen biasa menikmati pemandangan dari ketinggian. Namun, bagi mereka yang hidup dengan acrophobia atau akrofobia, ketinggian bukanlah panorama indah, melainkan ancaman yang memicu rasa cemas luar biasa, bahkan kepanikan.
Akrofobia adalah ketakutan intens terhadap ketinggian yang dapat memengaruhi pikiran, emosi, dan reaksi tubuh. Ini termasuk salah satu jenis fobia yang paling umum. Tidak hanya berada di tempat tinggi, bahkan membayangkan, menonton video, atau melihat foto dari sudut pandang tinggi saja bisa memicu reaksi ketakutan yang nyata.
Akibatnya, aktivitas sehari-hari pun bisa terganggu, mulai dari menghindari lift kaca, enggan menginjakkan kaki ke gedung bertingkat, hingga menolak undangan untuk hiking di pegunungan.
Di bawa ini, kamu akan menelusuri lebih dalam tentang gejala, penyebab, diagnosis, dan pengobatan akrofobia agar kamu bisa memahami bagaimana fobia ini bekerja dan bagaimana cara menghadapinya.