Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi menikmati kopi (freepik.com/freepik)
ilustrasi menikmati kopi (freepik.com/freepik)

Apa kamu tipe orang yang gak bisa minum kopi? Minum beberapa teguk saja jantungmu langsung berdebar-debar, tubuhmu gemetaran, bahkan merasa cemas. Bisa jadi kamu hipersensitif terhadap kafeina.

Menurut laman Coffee Informer, ada tiga kategori sensitivitas terhadap kafein: hipersensitif, normal, dan hiposensitif. Orang yang memiliki sensitivitas normal umumnya bisa mengonsumsi sampai 400 miligram kafeina per hari tanpa merasakan efek samping. 

Sementara, mereka yang hipersensitif akan merasakan gejala yang sama seperti orang normal yang mengonsumsi terlalu banyak kafeina hanya dengan mengonsumsi kurang dari 100 miligram kafeina. 

Lalu, kenapa sih kamu bisa lebih sensitif sama kafeina sementara teman-teman tongkronganmu tidak? Tujuh alasan di bawah ini mungkin bisa menjelaskan!

1. Genetik

freepik.com/pressfoto

Yap, alasan genetik bisa menjelaskan mengapa kamu lebih sensitif terhadap kafeina daripada teman-temanmu. Menurut laman Huffpost, sensitivitas ini salah satunya bergantung pada reseptor dalam otak yang mengikat kafein. Makin efektif reseptor ini mengikat kafeina, makin kentara gejala yang kamu rasakan.

Studi tahun 2012 yang dikutip laman Healthline menunjukkan kalau reaksi kuat ini disebabkan oleh sebuah variasi pada genetik mereka. Orang-orang dengan variasi genetik ini akan merasakan efek kafeina lebih kuat dan lebih lama.

2. Metabolisme lever lambat

ilustrasi sakit perut (freepik.com/katemangostar)

Tingkat sensitivitasmu terhadap kafeina juga dipengaruhi oleh seberapa cepat levermu memetabolisme kafeina.

Kenalkan enzim CYP1A2, sebuah enzim yang terdapat pada lever. Menurut laman Insider, enzim ini berperan besar dalam kemampuan tubuh mencerna kafeina. Makin sedikit jumlahnya, makin lama tubuhmu mencerna kafeina. Makin rendah aktivitasnya, makin sensitif kamu terhadap kafein.

Enzim ini punya jumlah yang bervariasi di tiap-tiap orang. Jadi, faktor genetik juga berperan besar dalam hal ini.

3. Kamu laki-laki

pixabay.com/pexels-2286921

Ternyata, eh, ternyata, perempuan mencerna kafeina lebih lambat. Hal ini berbeda dengan kaum Adam yang cenderung lebih sensitif. Mengutip Science Daily, sebuah studi pada 2008 oleh para ilmuwan dari Universitas Barcelona menunjukkan kalau kafeina punya efek lebih besar pada laki-laki dibandingkan perempuan.

Efek kafeina juga bekerja lebih cepat dari yang diduga, yakni dalam kurun 10 menit usai konsumsi.

4. Kamu perempuan yang sedang hamil atau minum pil KB

ilustrasi etinil estradiol dan levonorgestrel (freepik.com/jcomp)

Kamu mungkin pernah dengar kalau perempuan hamil gak boleh minum kafeina terlalu banyak. Selain berbahaya untuk janin bila mengonsumsi terlalu banyak, kehamilan juga mengurangi kemampuan tubuh mencerna kafeina antara 30--70 persen, dilansir laman Insider. Selain itu, pil kontrasepsi atau biasa dikenal sebagai pil KB juga bisa mengurangi kemampuan tubuhmu mencerna kafeina.

5. Pengobatan tertentu

freepik.com/jcomp

Beberapa pengobatan tertentu juga bisa mempengaruhi bagaimana tubuh memetabolisme kafein. Mengutip laman Huffpost, beberapa antibiotik dan suplemen herbal echinacea yang biasa digunakan untuk mengatasi demam membuat kafeina dicerna tubuh lebih lama serta membuat efeknya makin terasa kuat. Obat pereda asma theophylline pun memiliki efek serupa seperti kafeina.

6. Kamu punya gangguan kecemasan

unsplash.com/tjump

Gejala fisik gangguan kecemasan hampir serupa dengan efek samping minum terlalu banyak kafeina, mulai dari detak jantung meningkat, gemetaran, hingga sulit tidur. Kalau kamu mengalami gangguan kecemasan, kafeina bisa memperburuk gejala-gejala yang kamu rasakan. Konsumsi dengan bijak, ya!

7. Jarang minum kopi

unsplash.com/seemoris

Terakhir dan yang paling simpel: kamu memang jarang minum kopi. Hal ini membuat toleransimu terhadap kafeina menjadi lemah. Alhasil, kamu pasti jadi lebih sensitif terhadap efek dari kafeina. Laman Mayo Clinic pun membenarkan bahwasanya orang-orang yang gak rutin minum kopi cenderung lebih sensitif terhadap efek sampingnya. 

Nah di antara tujuh alasan di atas, mana nih yang menjelaskan kondisimu?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team

EditorYudha ‎