Setiap kehamilan itu berbeda-beda, dan kondisi kesehatan individu dapat memengaruhi keamanan penggunaan parasetamol.
Ibu hamil dengan kondisi yang sudah ada sebelumnya, seperti penyakit hati atau mereka yang mengonsumsi obat lain, wajib berkonsultasi dengan dokter sebelum menggunakan parasetamol. Ditambah, waktu pemberian obat selama kehamilan mungkin juga memerlukan pertimbangan yang berbeda.
Saran medis yang dipersonalisasi memastikan bahwa kesehatan ibu dan bayi diprioritaskan, sehingga memungkinkan pengambilan keputusan yang tepat sesuai dengan situasi yang ada.
Intinya, parasetamol menjadi obat yang paling aman untuk mengelola nyeri dan demam selama kehamilan selama digunakan secara bertanggung jawab. Meskipun beberapa penelitian menimbulkan kekhawatiran tentang potensi risiko, tetapi klaim ini tidak disertai bukti yang kuat.
Ibu hamil harus mendiskusikan gejala mereka dengan dokter atau bidan untuk membuat keputusan yang tepat tentang penggunaan obat. Pada akhirnya, penggunaan parasetamol jangka pendek pada dosis yang dianjurkan tetap dianggap aman bagi sebagian besar ibu hamil.
Referensi
"Response to Consensus Statement on Paracetamol Use During Pregnancy." American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG). Diakses Februari 2025.
"Is a Common Pain Reliever Safe During Pregnancy?" Harvard Health. Diakses Februari 2025.
Nilsen, K., Staff, A. C., & Krogsrud, S. K. (2023). "Paracetamol use in pregnancy: Not as safe as we may think?" Acta Obstetricia Et Gynecologica Scandinavica, 102(6), 652–656. https://doi.org/10.1111/aogs.14557
"Paracetamol Use in Pregnancy." UK Teratology Information Service (UKTIS). Diakses Februari 2025.
"Acetaminophen and Pregnancy: What are the Risks?" UT Southwestern Medical Center. Diakses Februari 2025.
"Pain Relievers That Are Safe During Pregnancy." WebMD. Diakses Februari 2025.