TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Bronkopneumonia: Gejala, Penyebab, Komplikasi, Pengobatan

Jenis pneumonia yang paling umum pada anak-anak

ilustrasi bronkopneumonia (freepik.com/user18526052)

Bronkopneumonia adalah jenis pneumonia yang terjadi pada bronkus dan alveolus, yaitu peradangan atau infeksi akibat virus, bakteri, atau jamur.

Bronkus adalah saluran udara yang memastikan udara masuk dengan baik dari trakea ke alveolus, sementara alveolus adalah kantong udara kecil yang berfungsi sebagai tempat pertukaran oksigen dan karbon dioksida.

Walaupun sama-sama menyerang paru-paru, khususnya saluran udara atau bronkus, tetapi bronkopneumonia tidak sama dengan bronkitis (peradangan pada bronkus).

Bronkopneumonia merupakan infeksi yang terjadi pada bronkus dan alveolus, sedangkan pada bronkitis, infeksi terjadi hanya pada bronkus.

Bronkopneumonia adalah jenis pneumonia yang paling umum pada anak-anak. Penyakit ini bahkan menjadi salah satu penyebab kematian terbanyak akibat infeksi pada anak-anak usia di bawah 5 tahun.

Bronkopneumonia dapat menimbulkan gejala ringan hingga berat dan berisiko menyebabkan komplikasi yang membahayakan jiwa.

1. Gejala

Bronkopneumonia dapat menunjukkan gejala yang bervariasi. Gejala yang lebih parah biasanya dialami oleh orang-orang yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang lebih lemah, seperti anak-anak, individu lanjut usia, atau individu dengan masalah medis tertentu.

Secara umum, gejala bronkopneumonia berupa:

  • Demam.
  • Sesak napas.
  • Nyeri dada.
  • Berkeringat.
  • Menggigil.
  • Nyeri otot.
  • Kelelahan.
  • Hilangnya selera makan.
  • Sakit kepala.
  • Kebingungan atau disorientasi.
  • Pusing.
  • Mual dan muntah.
  • Batuk berdarah.

2. Penyebab

ilustrasi bakteri Staphylococcus aureus (freepik.com/kjpargeter)

Bronkopneumonia kebanyakan disebabkan oleh bakteri. Bakteri menyebar melalui bersin dan batuk di antara orang-orang yang berdekatan. Kamu bisa terinfeksi saat menghirup bakteri dari individu yang menderita bronkopneumonia.

Beberapa bakteri umum penyebab bronkopneumonia meliputi:

  • Staphylococcus aureus.
  • Haemophilus influenzae.
  • Pseudomonas aeruginosa.
  • Escherichia coli.
  • Klebsiella pneumoniae.
  • Spesies Proteus.

3. Faktor risiko yang mengembangkan bronkopneumonia

Ada sejumlah faktor yang meningkatkan risiko kamu terkena bronkopneumonia, di antaranya:

  • Usia: Individu dengan usia di atas 65 tahun atau kurang dari 2 tahun memiliki risiko lebih tinggi terkena bronkopneumonia dan komplikasi dari kondisi tersebut.
  • Lingkungan: Orang-orang yang bekerja atau sering mengunjungi rumah sakit atau panti jompo lebih berisiko terkena bronkopneumonia.
  • Gaya hidup: Merokok, penggunaan alkohol, dan gizi buruk meningkatkan risiko bronkopneumonia.
  • Kondisi medis: Memiliki kondisi medis tertentu menempatkan kamu pada risiko bronkopneumonia yang lebih tinggi. Ini termasuk penyakit paru-paru kronis, HIV/AIDS, jantung, diabetes, dan penyakit autoimun.

Baca Juga: Apakah Pneumonia Bisa Menyebabkan Kematian?

4. Komplikasi

ilustrasi sesak napas (freepik.com/freepik)

Jika tidak diobati, bronkopneumonia dapat menyebabkan komplikasi, terutama pada orang yang lebih berisiko. Komplikasi bronkopneumonia dapat meliputi:

  • Gagal napas: Ini terjadi karena kegagalan pertukaran oksigen dan karbon dioksida di paru-paru.
  • Sindrom gangguan pernapasan akut atau acute respiratory distress syndrome (ARDS): Ini merupakan kondisi kegagalan pernapasan yang lebih parah dan membahayakan jiwa.
  • Sepsis: Ini adalah bentuk infeksi yang menyebabkan respons imun berlebihan yang merusak organ dan jaringan tubuh.
  • Abses paru-paru: Kondisi ini ditandai dengan kantung berisi nanah yang dapat terbentuk di dalam paru-paru.

5. Diagnosis

Untuk menegakkan diagnosis, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan riwayat kesehatan pasien. Apabila mencurigai bronkopneumonia, dokter akan melakukan satu atau beberapa tes berikut ini:

  • Rontgen dada atau CT scan: Tes pencitraan yang memungkinkan dokter melihat ke dalam paru-paru dan memeriksa tanda-tanda infeksi.
  • Tes darah: Untuk mendeteksi tanda-tanda infeksi, misalnya jumlah sel darah putih yang abnormal.
  • Bronkoskopi: Melibatkan memasukkan tabung tipis dengan cahaya dan kamera ke mulut, tenggorokan, dan paru-paru. Ini memungkinkan dokter memeriksa paru-paru.
  • Kultur dahak: Tes laboratorium untuk mendeteksi infeksi dari lendir batuk.
  • Oksimetri nadi: Untuk menghitung jumlah oksigen yang mengalir melalui aliran darah.
  • Gas darah arteri: Untuk menentukan kadar oksigen dalam darah.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya