TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

7 Penyebab Kelebihan Testosteron pada Perempuan, Waspadai!

Kelebihan testosteron berdampak negatif pada perempuan

ilustrasi perempuan (unsplash.com/Julian Hochgesang)

Testosteron sering dianggap sebagai hormon laki-laki, tetapi sebenarnya hormon ini juga penting bagi perempuan. Pada laki-laki, hormon testosteron dihasilkan di testis, sementara perempuan menghasilkan testoseron di ovarium dan kelenjar adrenal.

Tingkat testosteron yang sehat sangat penting untuk menjaga kesehatan dan kesejahteraan secara keseluruhan, baik pada laki-laki maupun perempuan. Dan, karena testosteron adalah hormon kunci dalam tubuh, kadarnya yang tidak normal dapat berdampak besar pada kesehatan dan kesejahteraan perempuan.

Pada perempuan, kelebihan testosteron dapat menyebabkan pertambahan berat badan yang tidak diinginkan, rambut rontok, jerawat, gangguan suasana hati, dan ketidakseimbangan hormon lain.

Apa yang menyebabkan kelebihan hormon testosteron pada perempuan?

1. Masalah tiroid

ilustrasi gangguan tiroid pada perempuan (freepik.com/katemangostar)

Kelenjar tiroid terlibat dalam berbagai fungsi tubuh, seperti metabolisme dan produksi hormon dalam tubuh. Diterangkan dalam laman Healthshots, penelitian telah mengonfirmasi adanya hubungan tidak langsung antara hipotiroidisme dan kadar testosteron. 

Hipotiroidisme atau kondisi tiroid yang kurang aktif dapat menyebabkan penurunan produksi globulin pengikat hormon seks atau sex hormone-binding globulin (SHBG), yang merupakan bagian integral dari keseimbangan hormon seks dalam darah.

Jika kadar SHBG turun terlalu rendah, kadar testosteron dapat meningkat, dan gejala terkait akan menyusul.

2. Resistansi insulin

ilustrasi alat kesehatan untuk cek glukosa (pexels.com/Artem Podrez)

Resistansi insulin terjadi saat tubuh gagal mengenali hormon insulin, yang kemudian meningkatkan kadar gula darah. Mengutip dari situs Flo, perempuan dengan gangguan insulin, seperti diabetes tipe 2, memiliki peluang lebih tinggi mengalami kelebihan testosteron.

Peningkatan insulin dapat merangsang ovarium untuk memproduksi testosteron. Jadi, untuk menurunkan kadar testosteron secara alami, jagalah kadar gula darah tetap dalam kadar normal.

3. Hiperplasia adrenal kongenital

ilustrasi perempuan berjerawat (pexels.com/ ShotPot)

Hiperplasia adrenal kongenital adalah sekelompok kelainan bawaan yang berkaitan dengan kelenjar adrenal, yang memproduksi androgen dan kortisol. Hormon-hormon ini membantu mengatur metabolisme tubuh dan tekanan darah. Kelenjar adrenal juga memproduksi testosteron.

Pada hiperplasia adrenal kongenital, enzim yang diperlukan untuk membantu mengatur sekresi hormon-hormon ini berkurang, menyebabkan terlalu sedikit kortisol dan terlalu banyak testosteron yang diproduksi. Kondisi ini dapat bersifat ringan atau berat.

Gejala hiperplasia adrenal kongenital pada perempuan meliputi:

  • Suara makin berat.
  • Klitoris membesar.
  • Jerawat.
  • Rambut berlebih di wajah dan tubuh.
  • Haid tidak teratur dan jarang.
  • Pertumbuhan pesat pada masa kanak-kanak, tetapi terhambat pada masa dewasa. 

Baca Juga: Suntik Hormon Testosteron, Apa Manfaatnya?

4. PCOS

ilustrasi perempuan dengan PCOS (freepik.com/jcomp)

Ovarium biasanya memproduksi testosteron dalam jumlah yang sangat sedikit. Namun, pada orang dengan sindrom ovarium polikistik atau polycystic ovary syndrome (PCOS), ovarium tidak bekerja normal dan memproduksi terlalu banyak testosteron.

Dilansir Penn State University, kondisi ini dapat menyebabkan jerawat, peningkatan pertumbuhan rambut, dan terkadang rambut rontok di kulit kepala.

5. Hiperplasia adrenal kongenital non klasik

Ilustrasi masalah menstruasi, salah satu gejala NCCAH (freepik.com/freepik)

Hiperplasia adrenal kongenital non klasik atau nonclassic congenital adrenal hyperplasia (NCCAH) adalah bentuk kelainan genetik yang timbul lambat. NCCAH memiliki gejala mirip PCOS.

Menurut studi, NCCAH disebabkan oleh hilangnya enzim yang bertanggung jawab untuk memproduksi hormon steroid adrenal utama dalam jumlah yang cukup. Kelenjar adrenal mengompensasi enzim yang hilang dengan memproduksi lebih banyak hormon steroid androgen, seperti testosteron (Medical Clinics of North America, 2021).

6. Penyalahgunaan steroid anabolik

ilustrasi steroid anabolik (pexels.com/cottonbro)

Steroid anabolik merupakan produk turunan testosteron. Obat ini digunakan untuk mengobati kondisi yang terkait dengan human immunodeficiency virus (HIV), seperti hilangnya massa otot, dengan meningkatkan produksi testosteron. 

Steroid anabolik hanya dapat digunakan secara terbatas dan dengan pengawasan ahli. Jika digunakan di luar konteks medis yang ditentukan, steroid anabolik dapat menyebabkan peningkatan kadar testosteron, dikutip dari Verywell Health.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya