TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

7 Penyebab Tubuh Sering Terasa Dingin, Bisa karena Diabetes

Beberapa kondisi medis menyebabkan intoleransi dingin

ilustrasi perempuan merasa kedinginan (pexels.com/Karolina Grabowska)

Intinya Sih...

  • Anemia, hipotiroidisme, dan berat badan rendah dapat menyebabkan intoleransi dingin.
  • Diabetes, aterosklerosis, dan penyakit Raynaud juga dapat menjadi penyebab rasa dingin terus-menerus.
  • Kekurangan vitamin B12 juga bisa membuat kamu merasa kedinginan sepanjang waktu.

Setiap orang memiliki reaksi yang berbeda terhadap dingin. Misalnya, beberapa orang lebih sering merasa kedinginan dibandingkan dengan yang lain. Ini disebut intoleransi dingin.

Namun, jika kamu merasa kedinginan sepanjang waktu meski sudah mengenakan pakaian tebal dan melakukan tindakan lain agar tetap hangat, kamu mungkin memiliki kondisi yang menyebabkan kamu selalu kedinginan.

Baca sampai selesai untuk tahu kemungkinan penyebab kamu selalu merasa kedinginan.

1. Anemia

Anemia terjadi saat tubuh tidak memproduksi cukup sel darah merah normal untuk membawa oksigen ke seluruh tubuh. Ada beberapa jenis anemia dan mudah kedinginan adalah salah satu gejala yang paling umum.

Gejala anemia lainnya meliputi:

  • Mudah lelah.
  • Tampak pucat.
  • Detak jantung cepat.

2. Gangguan tiroid

ilustrasi gangguan tiroid (freepik.com/katemangostar)

Kelenjar tiroid bertanggung jawab memproduksi hormon yang berperan penting dalam mengatur metabolisme, termasuk bagaimana dan kapan tubuh perlu menggunakan cadangan energi.

Pada lingkungan yang dingin, hormon tiroid dapat meningkatkan metabolisme untuk mengembalikan suhu tubuh ke tingkat normal.

Jika memiliki hipotiroidisme, tubuh tidak memproduksi cukup hormon tiroid yang mengakibatkan kamu lebih mudah mengalami kedinginan.

Terapi hormon dapat membantu mengembalikan tiroid ke kadar normal dan selanjutnya meringankan gejala intoleransi dingin.

3. Berat badan rendah

Orang yang memiliki berat badan di bawah normal lebih rentan terhadap dingin. Namun, ini tidak terjadi pada semua orang, karena beberapa orang dengan berat badan rendah memiliki metabolisme yang tinggi dan suhu inti tubuh yang lebih tinggi.

Berat badan rendah pada dasarnya terkait dengan berkurangnya lemak tubuh subkutan, yaitu lapisan jaringan lemak tepat di bawah kulit. Hilangnya lapisan ini meningkatkan risiko intoleransi dingin.

Selain kurangnya lemak subkutan, berat badan rendah juga dikaitkan dengan peningkatan risiko anemia.

Baca Juga: Kenapa saat Puasa Badan Terasa Dingin?

4. Diabetes

ilustrasi alat pengecek kadar gula darah (pixabay.com/liberatori)

Diabetes dapat menyebabkan komplikasi berupa kerusakan ginjal yang dikenal sebagai nefropati diabetik. Salah satu gejala nefropati diabetik adalah rasa dingin terus-menerus.

Gejala lain dari nefropati diabetik meliputi:

  • Mual dan muntah.
  • Gatal.
  • Kehilangan selera makan.
  • Sesak napas.
  • Kebingungan.
  • Bengkak di wajah, kaki, atau tangan.

5. Aterosklerosis

Aterosklerosis adalah kondisi yang ditandai dengan penyempitan pembuluh darah akibat penumpukan plak.

Aterosklerosis terbagi menjadi beberapa jenis, tetapi penyakit arteri perifer yang paling sering menyebabkan rasa dingin. Penyakit arteri perifer adalah penyempitan arteri yang membawa darah ke anggota tubuh, organ, dan kepala.

Selain sensasi dingin, gejala lainnya meliputi:

  • Nyeri, mati rasa, dan kram pada tungkai, bokong, dan telapak kaki setelah beraktivitas.
  • Denyut nadi lemah di tungkai dan kaki.
  • Luka sulit sembuh.
  • Kulit kebiruan
  • Rambut di kaki mulai berkurang.

6. Fenomena Raynaud

ilustrasi merasa kedinginan (pexels.com/Karolina Grabowska)

Penyakit Raynaud atau fenomena Raynaud adalah penyakit langka yang menyebabkan pembuluh darah menyempit saat kamu kedinginan atau stres.

Area tubuh yang terkena mungkin menjadi pucat atau biru dan terasa dingin, karena darah tidak dapat mengalir ke sana dengan normal. 

Tidak diketahui dengan jelas apa yang menyebabkan penyakit Raynaud. Namun, penyakit Raynaud paling sering terjadi pada:

  • Perempuan.
  • Orang yang berusia di atas 30 tahun.
  • Orang yang tinggal di daerah beriklim dingin.
  • Orang dengan riwayat keluarga dengan kondisi tersebut.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya